Avatar

Imam Ghozali

Penulis Kolom

824 ARTIKEL TELAH DITERBITKAN

" "

Akreditas Unggul dan Akreditasi Subtansional



Rabu , 16 April 2025



Telah dibaca :  726

Ini adalah foto setelah selesai prosesi akreditasi prodi PAI dengan Asesor dan Kepala P2M, Mas Johan, M.Pd.I. Saya sengaja yang minta berfoto dengan senyum optimis bersama mereka. Ma’lum, foto yang diruangan kurang bagus. Mungkin pengaruh nervous atau pengaturan cahaya ruangan dan HP yang kurang tepat. Cari yang bagus. Alhamadulillah agak sedikit bagus.

Semoga Prodi PAI dapat nilai unggul. Semoga kita dikabulkan oleh Allah SWT. Amin.

Akreditasi berasal dari kata accredere yang berarti “memberikan kepercayaan”. Tentu saja proses kepercayaan cukup panjang yang melibatkan begitu banyak orang yang terlibat di dalam nya. Keberhasilan akreditasi merupakan cermin dari keberhasilan bersama. Semua pun akan menikmati buah tersebut.

Proses akreditasi sebenarnya sedang melihat data secara keseluruhan. Ada komponen-komponen yang harus dipenuhi baik SDM atau administrasi lainnya. SDM sangat bervariasi; ada yang level grandmaster, master, dan masih menuju master. Tentu setiap level mempunyai keistimewaan yang berbeda-beda.

Memang saya melihat akreditasi masih bersifat faktual administrasi. Ada barang yang diinginkan, maka keluar nilainya.

Sebenarnya perlu juga ada akreditasi yang mengacu kepada subtansional. Ia tidak hanya sebatas pada kelengkapan yang bersifat fisik semata. Ia lebih mengarah kepada kualitas pendidik yang berimplikasi pada peningkatan kualitas peserta didik.

Jika akreditasi sebatas kelengkapan fisik, selama nya perguruan tinggi yang ada di daerah tidak bisa bersaing dengan perguruan tinggi yang berada di daerah ibu kota atau kota-kota besar. Apalagi ada puluhan ribu perguruan tinggi swasta yang mempunyai keterbatasan SDM dan sarana prasarana. Semakin sangat sulit untuk bersaing dengan perguruan tinggi yang sudah mapan.

Mungkin perlu ada penyederhanaan akreditasi beralih kepada basis karya. Meskipun dosen baru magister tapi mempunyai kualitas karya seperti mempunyai buku ajar, buku referensi dan buku-buku lainnya yang diakui tingkat nasional atau internasiional maka kualitas nya sama dengan doktor atau professor. Coba saja, jika setiap semester setiap dosen mampu menghasilkan buku ajar yang menjadi bahan ajar setiap mahasiswa, maka penulis bisa membayangkan betapa kaya sekali karya  ilmiah dosen yang mudah di akses dan dipelajari oleh para mahasiswa. Rak-rak buku di perpustakaan ofline maupun online penuh dengan karya-karya dosen tempatan. Karya ilmiah seperti jurnal memang baik, tapi penulis melihat karya buku jauh lebih baik lagi.

Saya kira akreditasi subtansional sejak zaman dulu sudah ada. Para ulama besar yang kita nikmati karya-karya nya adalah produk akreditasi subtansional. Ia mendapatkan pengakuan karena karya nya. Institusi pun terangkat secara internasional, bahkan daerah nya pun ikut terkenal seantero dunia. Gara-gara lahir karya ilmuwan besar di tempat tersebut.  

Menurutku, perguruan tinggi adalah produk untuk menghasilkan pendidik yang seperti itu, yang kemudian akan diikuti oleh peserta didiknya. Sebab itu pola akreditasi peradaban model para ulama yang kematiannya menghasilkan jejak intelektual yang selalu hidup sepanjang zaman.



Penulis : Imam Ghozali


Bagikan Ke :

Tulis Komentar


   Berita Terkait

Bom Molotov, Sekolah dan Jiwa-Jiwa Merana
08 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   148

Asma Mustafa: Pendidikan Sebagai Ruh Kehidupan
11 Juni 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   513

Akreditasi Unggul, PAI Pembuka Kunci Sukses Prodi-Prodi Lain
08 Juni 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   753

Lupa Membersihkan Kaca
11 Februari 2025   Oleh : Imam Ghozali   653

Memadukan Dua Kutub Yang Berbeda
09 Oktober 2024   Oleh : Imam Ghozali   748

   Berita Popular

Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      10386


Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      3199


Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      2287


Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      2120