Avatar

Vijianfaiz,PhD

Penulis Kolom

250 ARTIKEL TELAH DITERBITKAN

" "

Khutbah Jum'at Kontemporer Sikap Umat Islam Terhadap Perang Iran-Israel



Rabu , 25 Juni 2025



Telah dibaca :  899

Sikap Umat Islam Terhadap Perang Iran-Israel 

 

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

Saudara-Saudara ku Jama’ah Sholat Jum’at yang Dimulyakan oleh Allah SWT,

Pertama-tama, marilah kita senantiasa mensyukuri atas segala kenikmatan yang telah dianugrahkan oleh Allah kepada kita dengan cara meningkatkan takwa kita kepada-Nya.

Kedua, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga besarnya, sahabat-sahabatnya, para tabi’in, tabi’in tabi’in, para ulama hingga kepada umat-umatnya. Semoga kita mendapatkan syafaatnya. Amin.

Para Jama’ah Jum’at Yang Dimulyakan oleh Allah SWT,

Muharam adalah bulan pertama yang dipakai di kalender umat Islam (penanggalan Qomariyah atau Hijriyah). Menurut riwayat para ulama pakar tarikh yang masyhur, tarikh Islam mula-mula ditetapkan oleh Umar bin Khattab Ra ketika ia menjadi khalifah pada tahun 17 Hijriyah. Diantara alasan penetapan tersebut karena bulan tersebut merupakan dimulai hijrah Nabi Muhammad dari Makkah menuju Madinah pada awal tahun hijriyah sesuai usulan Ali bin Abi Thalib.

Bulan Muharam merupakan bagian dari bulan-bulan yang disebutkan dalam q.s. at-taubah ayat 36 sebagai berikut:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ۝٣٦

Artinya:

Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.

Ayat tersebut mengandung pelajaran penting kepada umat Islam sebagai berikut:

Pertama, umat Islam harus menyakini bahwa semua di alam semesta sudah diatur dengan ketentuan Allah, dan Allah lah yang mengerti segala peraturan tersebut. Sedangkan manusia diberi kewenangan untuk selalu memperbaiki diri baik memperbaiki kualitas iman, ilmu, dan amal. Dengan adanya kesadaran tersebut, maka kita semakin yakin bahwa apapun yang dilakukan akan dinilai sebagai kebaikan dan ibadah. Sehingga kita tidak mengalami suatu kekecewaan ketika cita-cita belum terwujud, dan tidak sombong ketika kenikmatan telah didapat. Sebab semua itu akan kembali kepada Allah SWT.

Allah telah menjelaskan dalam Q.S. As-Syu’ara ayat 88 berbunyi sebagai berikut:

اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍۗ ۝٨٩ يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَۙ ۝٨٨

Artinya:

(Yaitu) pada hari ketika tidak berguna (lagi) harta dan anak-anak. Kecuali, orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”

Ayat tersebut mengajarkan kepada kita bahwa perjuangan kita di dunia. siang-hingga malam mencari rezeki Allah, mendidik anak, dan mereka sampai sukses dan karir kita juga sangat baik. Semua itu sebenarnya bukan untuk berbangga diri, tapi sebagai jalan optimalisasi pengabdian kita kepada Allah SWT.

Kedua, Allah melarang umat Islam melakukan dzalim kepada diri sendiri

Pada bulan muharam umat Islam tidak boleh melakukan dzalim dalam beragam aspek. Mendzalimi diri sendiri tidak boleh, apalagi mendzalimi orang lain. beberapa aspek tidak boleh mendzalimi diri sendiri, antara lain:

Pada aspek berfikir, umat Islam harus berfikir positif akan rencana Allah pasti terbaik. Saat ini kita melihat Perang Iran-Israel. Saat ini juga kita baru melihat dengan kasat mata bahwa satu-satunya negara yang berani melawan Israel sejak ia menjadi negara resmi tahun 1948 hingga saat ini, baru negara Iran yang berani memborbardil negara Israel. Sedangkan kita baru bisa mengutuk di medsos yang tidak digubris salam sekali oleh Israel. Selama ini kita melakukan demonstrasi, mengumpulkan dana bantuan untuk menyambung hidup mereka. Sudah sejak dulu umat islam mengutuk kejahatan Israel. Tapi hasilnya belum terlihat. Bahkan jika dilihat dari “Peta Negara Palestina”, hampir seluruh wilayah palestina sudah dicaplok oleh Israel.

Maka konsep berfikir positif kita adalah bahwa Allah telah menurunkan bantuan dengan lewat tangan-tangan makhluk-makhluknya Allah. Jika dulu ada burung ababil, maka bisa jadi pertolongan Allah hari ini dari manusia-manusia kuat yang tergerak hatinya untuk menyelamatkan Palestina seperti Rusia, Cina dan Iran.

Benar, sebagian mereka adalah negara kafir. Benar sebagian mereka muslim yang tidak sama dengan madzhab kita dan akidah kita. Benar di antara kita ada perbedaan. Tapi jangan sampai hati kita mati gara-gara egoisme diri bahwa mereka yang menyerang Israel hanya sebatas kepentingan mereka sendiri dan tidak ada kepentingan untuk kemerdekaan Palestina. Padahal fakta sudah sangat jelas, keprihatinan dan simpati negara-negara non-muslim sangat besar di forum internasional. karena itu, dalam hal ini, pikiran harus positif bahwa Allah sedang membantu dengan cara-Nya terbaik.

Pada aspek perbuatan, umat Islam sunni atau wahabi atau apa namanya yang hari ini tidak berani perang ke medan pertempuran sebagaimana negara Iran, maka gunakan kekuatan tenaga dan sebagian rezeki kita untuk membantu warga Palestina yang saat ini juga baru saja di serang oleh tentara Israel. Saluran tenaga dengan mengangkat kedua tangan berdoa kepada Allah agar Palestina merdeka dan dunia selalu dalam keadaan damai. Salurkan juga sebagian harta untuk donasi masyarakat palestina melalui Lembaga-lembaga resmi pemerintah dan ormas-oramas keagamaan yang kredibel. Sehingga donasi kita sampai pada tujuannya.

Ketiga, perang melawan orang-orang yang memusuhi umat Islam.

Allah telah memberikan akal pikiran dan bentuk tubuh yang sempurna untuk mengagungkan asma allah dan menciptakan prestasi-prestasi di dunia (amalun sholihun). Jika kita tidak mempunyai kemampuan untuk mengangkat senjata, setidaknya kita mempunyai media sosial. Gunakan media sosial untuk membangun opini sebagai wujud perang di dunia maya. jika kita mempunyai kemampuan berpidato dan menulis, sampaikan lah kemahiran tersebut untuk melawan orang-orang kafir dan sekaligus menciptakan kedamaian dan kenyamanan di tengah-tengah masyarakat. Jika mempunyai pangkat, jabatan, dan harta gunakan fasilitas tersebut untuk memperkuat tujuan yang mulia yaitu menegakan agama Allah dan menciptakan perdamaian di dunia. jangan sampai diri kita tidak peduli terhadap agama kita sendiri. jangan sampai kita membiarkan saudara kita menderita karena kita menganggap mereka orang lain. padahal  mereka masih satu agama, masih satu iman dan masih satu tuhan yaitu Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

وَعَنْهُ قال سُئِل النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَيُّ العَمَلِ أَفضَلُ ؟ قال إيمانُ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ» قبل ثُمَّ مَاذَا ؟ قال الجِهَادُ في الله قيل ثم ماذا ؟ قَالَ حَجٌ مَبْرُورٌ متفق عليه سَبِيل المَبْرُورُ هُوَ الَّذِي لا يَرْتَكِبُ صَاحِبُهُ فِيهِ مَعْصِية

Artinya:

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW ditanya, "Amalan manakah yang lebih utama?" Beliau menjawab, "Beriman kepada Allah dan RasulNya." Lalu beliau ditanya lagi, "Kemudian apakah?" Beliau menjawab: "Jihad fi-sabilillah." Masih ditanya lagi, "Kemudian apakah?" Beliau menjawab: "Haji yang mabrur." (Muttafaq 'alaih).

 

Dari sekian perbuatan atau aktivitas yang sangat mulia yaitu jihad di jalan allah. Mari kita berjihad sesuai dengan kapasitas dan keahlian kita. jangan sampai waktu berlalu tanpa nilai jihad di jalan Allah. Jika tidak mampu jihad mengangkat senjata, dan menorehkan pena, kita bisa jihad dengan memperbaiki diri kerja kita dan ibadah kita kepada Allah SWT.

Allah SWT telah menegaskan agar kita beribadah harus konsisten sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Hud ayat 112 sebagai berikut:

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Artinya:

“Maka istiqomahlah (tetaplah kamu pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Hud: 112).

Para Jamaah Sholat Jum’at Yang Dimulyakan Oleh Allah SWT,

Dari paparan di atas, khutbah singkat ini bisa diambil kesimpulan tentang pentingnya bulan muharam sebagai batu loncatan umat Islam dalam mempersembahkan amalan-amalan kebaikan baik untuk diri sendiri dan masayarakat luas. Termasuk dalam hal ini yaitu membantu perjuangan rakyat Palestina sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.

جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ.  إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ





Download File

Penulis : Vijianfaiz,PhD


Bagikan Ke :

Tulis Komentar


   Berita Terkait

Khutbah Jum'at Kontemporer: Memaknai Pahlawan dalam Islam
11 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   86

Khutbah Jum'at Kontemporer: Sumbangsih Santri Untuk Negeri
19 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   557

Arti Penting Palestina Merdeka di Era Digital
14 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   212

Khutbah Jum'at Kontemporer: Mengisi Hidup Lebih Bermakna
25 Agustus 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   532

Bahaya Menuduh Kepada Sesama Muslim
02 Agustus 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   392

   Berita Popular

Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      10391


Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      3200


Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      2287


Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      2120