
Sangat mengagetkan. Ada ledakan bom di
Jakarta. Kejadiannya bukan di mall atau fasilitas umum, tapi di lembaga pendidikan.
Tepatnya di SMAN 72 Jakarta Utara (7 November 2025).
Dari berbagai informasi dari media online
seperti viva.co.id dan antaranews.com menyebutkan bahwa pelakunya siswa akibat
mendapatkan perundungan atau bullying oleh teman-temannya
Informasi lain, polisi telah mengangkap
terduga pelaku berasal dari siswa dan bukan dari masyarakat setempat
Peristiwa ini mengingatkan ku pada
peristiwa beberapa tahun lalu. Pada tahun 2000 ada peledakan bom di gereja di
13 kota besar di Indonesia, pada tahun 2002 ada bom bali menewaskan sekitar 202
orang, Bom JW Mariot pada tahun 2003 menewaskan 14 orang dan 156 luka-luka,bom
bali 2 pada tahun 2005 menewaskan 23 orang, bom JW Mariot dan Ritz Cariton tahun
2009, bom di Jl. Tamrin menewaskan 8 orang dan 26 orang luka-luka pada tahun
2016, separatis papua pada tahun 2021
Kejadian meledak bom Molotov di SMAN 72 masih
simpang siur motif yang sebenarnya, apakah kejadian tersebut bagian dari
kekosongan jiwa siswa yang merupakan dampak kemajuan teknologi informasi era
digital, atau kesepian batin, atau perundungan oleh teman-teman nya atau juga
bagian dari idealisme akan nilai-nilai agama atau idealisme tentang nilai-nilai
kebenaran, keadilan yang tidak ditemukan dalam kehidupan dirinya atau kehidupan
yang lebih besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Semua variabel tersebut
sangat memungkinkan terjadi saat sekarang ini di masyarakat yang sedang
mengalami kegelisahan untuk mendapatkan suatu kedamaian hakiki.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia hidup bersama
dengan manusia lain dan mempunyai beragam kejadian yang menimbulkan suka dan
tidak suka, senang dan benci, puas dan tidak buas. Respon pun beragam. Ketika
merasa senang, atau puas terhadap segala yang ada disekitarnya, maka akan
melahirkan suatu ketenangan dan menumbuhkan pola hidup tenang dan damai.
Sebaliknya ketika bertentangan dengan dirinya, akan menimbulkan beragam
perilaku sebagai respon dari ketidakcocokan dengan segala kejadian tersebut.
Kenapa orang tidak suka terhadap teman,
sekolah, organisasi, bahkan terhadap sistem negara. Karena ia menganggap apa
yang dilihat oleh nya bertentangan dengan ukuran-ukuran kebenaran versi
dirinya. Ia melihat bahwa sistem kehidupan yang ada disekitarnya, yang mengatur
dirinya dianggap bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran dan harus dilakukan
perubahan-perubahan.
Pola dalam melakukan perubahan-perubahan
macam-macam baik dengan berdiam diri atau melakukan aksi-aksi mulai dengan cara
yang masih bisa dikompromi atau juga tidak perlu lagi kompromi. Perilaku aksi
yang tidak kompromi bisa melakukan aksi yang terjadi saat sekarang ini seperti
pengrusakan fasilitas umum, peledakan bom pada tempat-tempat yang telah menjadi
targetnya, dan sampai pada titik tertentu melakukan kudeta sebagai usaha
mencapai tujuan politiknya.
Era informasi yang bebas di era digital
sekarang ini memungkinkan aksi-aksi sebagaimana yang terjadi di SMAN 72 Jakarta
Utara. Bahkan kejadian ini bisa saja terjadi dimana saja. Saat ini internet
sudah masuk di seluruh wilayah Indonesia tanpa batas. Siapa saja bisa belajar
merakit bom, meretas akses-akses internet suatu lembaga dengan cara otodidak.
Di ruang sunyi di depan laptop, semua orang bisa melakukan kejahatan apa saja
dengan bebas tanpa ada yang mengawasinya.
Era informasi yang sangat maju, namun
menyisakan persoalan yang sangat serius yaitu lahirnya manusia kesepian dan
jiwa merana akibat mulai terputus komunikasi sosial dengan tatap muka yang dulu
sering dilakukan sebelum datang era tersebut.
Ironisnya hal tersebut tidak disadari oleh
masyarakat saat sekarang ini. Semua sibuk dengan dirinya sendiri, semua sibuk
dengan gadget di tangannya. Ayah, ibu, anak, menantu dan cucu sudah hidup
dengan dunia maya dan hilang rasa ikatan batin di antara mereka. Hubungan batin
dalam bentuk kumpul-kumpul, ngobrol dan bersendau gurau atau bercerita atau
mendongeng tentang kisah-kisah para nabi atau kancil mencuri mentimun sudah
mulai musnah. Rumah yang kita bangun dengan sangat indah dan menghabiskan biaya
cukup besar sebagai tempat perkumpulan keluarga telah berubah laksana ruang
tunggu di stasiun, balai desa, atau kantor pos yang sibuk dengan gadget nya
masing-masing. Ikatan batin dan hubungan emosional sudah melemah. Mereka telah
mendapatkan jawaban kehidupan melalui alat canggih yang ada di tangannya. Wajar
jika hasil dari didikan alat canggih, terjadi fenomena seperti di SMAN 72
Jakarta Utara tersebut di atas.
Walhasil, lembaga pendidikan terkecil
seperti keluarga dan lembaga pendidikan lebih besar seperti sekolah dan
perguruan tinggi ternyata tidak hanya membutuhkan perangkat teknologi yang
super hebat. Ada perangkat yang sangat penting dan tidak boleh ditinggalkan
yang perangkat hubungan spiritual, emosial dan sosial dalam dunia nyata dalam
upaya membangun nilai-nilai pendidikan yang utuh terhadap anak-anak kita dan
peserta didik kita. Sebab bagaimana pun, mereka perlu mendapatkan sentuhan
spiritual dan emosional yang tepat. Jika ini dibiarkan, maka mereka akan
mengalami kekeringan jiwa dan kehilangan arah hidup yang berdampak pada
kerusakan lebih luas dalam beragam dimensi kehidupan.
Bom Molotov menjadi alarm penting
untuk meninjau kembali sistem pendidikan yang telah diajarkan oleh orang tua
kita dulu yang sangat efektif melahirkan generasi unggul berbasis intelektual
dan spiritual.
Penulis : Vijianfaiz,PhD
Asma Mustafa: Pendidikan Sebagai Ruh Kehidupan
11 Juni 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   513
Akreditasi Unggul, PAI Pembuka Kunci Sukses Prodi-Prodi Lain
08 Juni 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   752
Akreditas Unggul dan Akreditasi Subtansional
16 April 2025   Oleh : Imam Ghozali   726
Lupa Membersihkan Kaca
11 Februari 2025   Oleh : Imam Ghozali   653
Memadukan Dua Kutub Yang Berbeda
09 Oktober 2024   Oleh : Imam Ghozali   748
Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      10386
Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      3199
Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      2287
IMPLEMENTASI HAK-HAK POLITIK KELOMPOK MINORITAS MENURUT ABDURRAHMAN WAHID
Rabu , 18 Januari 2023      2254
Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      2120