Avatar

Imam Ghozali

Penulis Kolom

824 ARTIKEL TELAH DITERBITKAN

" "

Habib Umar, Deddy Corbuzier dan Wajah Islam



Rabu , 23 Agustus 2023



Telah dibaca :  1062

Kemaren (Selasa, 22 Agustus 2023), saya naik Kapal Dumai Line dari Selatanjang menuju Bengkalis. Biasanya duduk dan menulis catatan harian. Namun saat itu kurang mood. Perjalanan ditengah laut sekitar 2 jam. Saya ingin menikmatinya gelombang laut. laut Selatpanjang-Bengkalis termasuk tenang. tapi terkadan juga mengerikan.  Saya merogoh saku dan mengambil HP Android. Berbagai informasi muncul. Akhir-akhir ini paling banyak iklan usaha, foto wanita seksi dan sejenisnya. Memasuki tahun politik,  berita berkaitan  pemilihan presiden 2024 dan baleho para calon anggota dewan. Gambar calon-calon anggota Legislatif terlihat cantik dan tampan. Glowing. Android benar-benar membawa berkah, bagi mereka yang sulit untuk glowing sejak lahir. Tapi jangan terlalu cantik. Kadang ada tetangga yang "usil" karena sudah melihat dirinya dalam keseharian.

Namun yang paling menarik perhatian saya, yaitu  video Deddy Corbuzier “sungkem” kepada Habib Umar bin Hafidz, seorang ulama dari Tarim.

Seolah-olah saya tidak percaya. Tapi itu realita. Bagi seorang pernah “nyantri” di pesantren tradisional akan merasakan arti mencium tangan seorang ulama. Punya pengalaman spiritual yang sangat mendalam. Sangat sulit ditulis dengan kata-kata. Persis orang yang sedang jatuh cinta. Perasaan yang mendalam lalu dituangkan dalam rangkaian kata, tetap terasa hambar. Sebab cinta adalah soal rasa, bukan tumpukan kata.

Deddy Corbuzier mungkin seperti saya, orang yang sangat kotor dan penuh dosa. Bahkan dalam berbagai kesempatan lain, keimanan nya sering menjadi bahan olok-olokan oleh sebagai netizen yang merasa dirinya sudah sholeh tingkat Dewa. Ma’lum, Bang Deddy jarang memakai baju Islami (bagi sebagian orang yang diidentikan dengan baju koko, jubah, peci putih yang ketika naik bus bisa dimasukan ke dalam saku baju dan celana panjang di atas mata kaki). Dia penampilan apa adanya. Kepala plontos, memakai kaus dan celana panjang.

Dia diterima oleh Habib Umar dengan wajah yang teduh, senyum yang menyentuh kalbu, dan rasa cinta yang maha luas, seluas laut cinta tiada tepi.  Kedua nya duduk. tidak ada jarak. Menyatu dalam hati. Saat Bang Deddy bertanya tentang profesinya, Habib Umar pun tersenyum, “Teruskan, niatkan untuk dakwah”. Dari mulutnya tidak ada ucapan mengharamkan dan melarang profesinya. Bagi Habib Umar, semua profesi atau pekerjaan bisa menjadi jalan ibadah untuk mengabdi kepada Allah dan memberi manfaat kepada manusia.

Bagi habib Umar hidup adalah dakwah. Dia telah mencontohkan dirinya dan seluruh tubuh serta segala perilakunya telah menebarkan dakwah Islam yang penuh dengan kedamaian. Para muhibin seperti Yofa Pangertu dari Bajarmasin datang ke Jombang hanya ingin “tabarukan”, duduk, memandang wajah sang habib, lalu mendengar kalam-kalam hikmah yang disampaikan oleh nya.

Apakah nasehat-nasehat agama sesuatu yang baru? Tidak. Semua nasehat sama. Ayat dan hadistnya sama. Tapi kenapa dia mempunyai daya Tarik sedemikian hebat dan mempunyai pengaruh besar dalam merubah perilaku manusia semakin santun dan bermartabat? Sebab Sang Habib menyampaikan penuh dengan luapan cinta yang mendalam. Wajah kerinduan silaturahim terasa memancar sangat terang dari wajah nya. nasehatnya adalah cintanya. Senyumnya adalah kasih-sayang nya. dan tatapan matanya adalah persaudaraannya. Sehingga orang yang datang kepadanya akan merasakan energi cinta.  Saat mereka menatap wajahnya, muncul kesadaran diri untuk memperbaiki kualitas hidupnya, bicara, cara berfikir dan segala pekerjaannya, dan meninggalkan perbuatan perbuatan maksiat. Para jamaah taubat bukan karena dicaci maki, tapi karena mendapatkan sentuhan cinta dari nya sampai ke lubuk hati yang paling dalam.

Saya duduk dan memandang foto wajah Sang Habib dari tarim. Ada kerinduan yang mendalam ingin bertemu dengan nya. saya menemukan suatu kehidupan ajaran Islam yang damai dan menjadi rahmat semesta alam.

Saya membuka media sosial dan file-file peristiwa masa lalu. Ada suara takbir yang kemudian diikuti penghancuran Kafe, Masjid, Gereja dan tempat-tempat umum. Puluhan dan bahkan ratusan mati karena bom jihad. Ironisnya, mereka masih anak-anak muda yang rindu masuk surga, rindu ingin bertemu bidadari.

Saya membuka file, ada video seorang penjual makanan membanting Mangkok-Mangkok nya karena terkena jilatan Anjing. Ada seorang ustadz yang mengharamkan kerja di Bank dan Kantor Pajak. Ada video yang mengajak untuk melakukan Jihad dan menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada video-video sejenisnya.

Kenapa Islam menjadi terlihat kaku? Kenapa ajaran yang agung melahirkan wajah-wajah yang seram, garang dan membuka permusuhan saat berbeda pandangan politik, agama dan organisasi? Kenapa saat ini sebagian umat Islam telah memposisikan diri sebagai pemutus kebenaran Iman dan Islam? Mudah menuduh masuk Neraka dan mudah mengaku sebagai penghuni Surga. Kenapa Islam sebagai agama kehidupan berubah menjadi agama kematian?

Ya Tuhan ku, berkahi bangsa Indonesia. Berkahi dengan ilmu para ulama, habaib, kiai dan ustadz yang mampu menjadi cahaya keagungan dan menebarkan pesan-pesan kedamaian.



Penulis : Imam Ghozali


Bagikan Ke :

Tulis Komentar


   Berita Terkait

Efek Cubitan Iblis bagi Manusia
25 Oktober 2023   Oleh : Imam Ghozali   1125

Titanic vs Jelatik
03 Oktober 2023   Oleh : Imam Ghozali   494

Rajab; Menyendiri untuk Memperbaiki Kwalitas Diri
14 Februari 2023   Oleh : Imam Ghozali   300

2022; Kenangan dan Kenyataan
29 Desember 2022   Oleh : Imam Ghozali   352

Rakerda MUI; Integrasi Subtantif dan Formatif
28 Desember 2022   Oleh : Imam Ghozali   221

   Berita Popular

Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      8318


Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      2764


Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      2206


Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      2025