وَالَّذِيْنَ
يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ
وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ
dan mereka yang
beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan
(kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan
adanya akhirat.
Pada tulisan sebelumnya, saya
mengutip sepenggal kisah seorang perempuan tua yang berumur sekitar 65-an tahun
yang menghidupi keluarganya melalui pintu darurat sebagai peminta-minta. Beberapa
waktu lalu, saya pernah menulis tentang seorang ibu yang bekerja sebagai tukang
pencuci dan setrika baju keliling demi anak-anaknya bisa terus sekolah sampai
perguruan tinggi.
Dunia ini pernah mencatat kaum
perempuan hebat-hebat. Ia mampu menciptakan seorang suami mencapai puncak
kesuksesan, ia juga mampu menjatuhkan suami ke lembah kehinaan paling dalam.
Perempuan mempunyai dua energi sekaligus berupa energi positif dan negatif.
Ketika ada seorang laki-laki mendapatkan pasangan dengan aura energi positif,
maka segala langkah yang dilakukannya selalu membawa kesuksesan dan keberkahan.
Kehadirannya selalu menyejukan hati, kepergiaannya senantiasa menjadi kenangan
yang sulit untuk dilupakan.
Kisah cinta sangat indah dalam
kehidupan manusia adalah kisah ikatan cinta nabi Muhammad saw dan khatijah.
Semua sisi kehidupannya senantiasa menginspirasi. Cinta berbeda usia, tidak
menjadi penghalang untuk menyatukan visi-misi kehidupan yang hebat. Kedua nya
sangat terbuka menerima segala kelebihan dan kelemahan, dan kedua nya siap
mengisi kehidupan penuh dengan nilai-nilai yang agung. Siapapun yang mengambil
sebagian dari ajaran ajaran ketulusan cinta mereka, maka ia akan mendapatkan
anugerah yang luar biasa.
Allah telah berfirman, “bima
unzila ilaika”, yang berisi ayat ayat tentang ajaran kehidupan. Di dalamnya
menulis tentang kisah Ratu Bilqis yang kemudian mengabadikan diri kepada Nabi
Sulaiman, kisah Masitoh yang harus menerima hukuman dari Firaun, dan kisah Siti
Hajar yang harus menanggung beban kehidupan yang teramat berat berada di daerah
pengasingan tanpa saudara dan kerabat. Banyak lagi kisah kisah pertemuan hebat
yang telah menorehkan tinta emas kehidupan dan nama nya diabadikan sebagai inspirator
pertemuan sepanjang masa.
Kenapa mereka sangat sempurna dan
nama namanya senantiasa harum sepanjang sejarah, apakah mereka diciptakan oleh
Allah secara khusus dan sangat spesialis. Tidak. Mereka semua tergolong “basyarun
mislukum”, orang orang secara natural dilahirkan oleh seorang ibu dan bisa
sakit dan sehat, saat kecil juga kadang menangis dan dewasa penuh dengan
penderitaan. Mereka benarbenar manusia yang bisa diraba dengan tangan, lapar
saat tidak makan, dan tidur di malam hari serta siang hari mencari nafkah.
Mereka sama tetapi berbeda dengan
kebanyak kaum perempuan. Perbedaan mereka benar-benar “laa roibafih”,
tidak ada keraguan sedikitpun. Mereka telah mengenal diri mereka sendiri
tentang hakikat kehidupan. Definisi pengenalan bukan sebatas pada “nafsahum”,
tapi juga pengenalan tersebut sudah sampai ada tataran “rabbahum”. Hati
nya telah hanyut dalam cinta keada Rabb nya. Semua yang ia lakukan sudah tidak
lagi ada anasir anasir kesenangan yang melalaikan keseriusan hati nya kepada Tuhannya.
Ia bekerja, berumah tangga, dan menjalani proses kehidupan sebagaimana manusia pada
umumnya. Orang orang pilihan ini bisa mengelola seluruh fasilitas yang ada pada
dirinya baik jasmani maupun ruhani diatur sedemikian rupa hanya sebagai
pengbadian kepada-Nya. Sehingga mereka mendapatkan manis dan getir kehidupan
tetap dilihat oleh Allah sebagai amal ibadah. Bahkan terkadang, mereka
merasakan suatu keindahan dalam kubangan penderitaan. Kecintaan kepada Rabb dan
Rasul Nya telah merubah seluruh kehidupan menjadi terlihat sangat indah.
Kisah para perempuan inspiratif
tentu tidak hanya lahir pada periode dekat dengan para nabi dan para sahabat
nabi. Kaum perempuan senantiasa muncul menjadi pelaku sejarah pada setiap
zamannya. Jika diperkecil dalam kehidupan rumah tangga, kaum perempuan telah
berjasa sangat besar meletakan pondasi-pondasi peradaban umat manusia. Mereka
mungkin tidak terlihat secara nyata kiprahnya di tempat publik. Sebab ada dua
sisi kehidupan manusia yang memang tidak semua harus ditunjukan ke publik.
Kehidupan manusia seperti rumah dan menyantap hidangan yang disediakan oleh
tuan rumah. Seorang tamu yang datang ke rumah kita, sebatas duduk di ruang
tamu. Ia bisa melihat dan menilai ruang tamu tersebut, tapi ia tidak harus tahu
bagian-bagian rumah dan bagaimana cara tuan rumah mencari rezeki untuk
menghormati tamu. Kita benar-benar laksana orang buta ketika datang ke rumah
teman. Apa yang kita lihat semua tidak ada kekurangan. Kita menjadi tamu juga
laksana manusia tuli dan tidak memperdulikan persoalan-persoalan yang terjadi
di keluarga mereka apakah sedang konflik, lagi marah atau sejenisnya. Islam
mengajarkan untuk menjaga marwah keluarga tamu tersebut dan menjaga orang yang
bertamu ke rumah nya.
Di era modern perempuan sempurna
bukan diukur terwujudnya kesamaan hak-hak nya untuk mendapatkan jenjang karir
sebagaimana kaum laki-laki. Ia juga bukan sebatas kemampuannya sebagai pemimpin
yang bisa memimpin suatu desa, kecamatan, kabupaten bahkan negara.
Format-format kesempurnaan tersebut sebagaimana yang diimpikan oleh Raden Ajeng
Kartini pada masa lalu. Jika ada diantara mereka mampu mencapai karir dipuncak,
itu adalah sebuah prestasi tapi hakikat nya bukan sebuah kesempurnaan seorang
perempuan.
Kenapa seorang Maryam namanya
diabadikan dalam Al-Qur’an. Ia bukan seorang pemimpin sebagai Ratu Bilqis, ia
juga wanita cantik seperti Zulaikha. Ia diangkat derajatnya oleh Allah karena
kemampuan menjaga diri dari perbuatan maksiat. Q.s. at-tahrim ayat dua 12
berbunyi: "Dan (ingatlah) Maryam
binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya
sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan
Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat."
Khatidjah adalah wanita yang hebat
saat menjadi saudagar, tapi ketika telah menjadi istri Rasulullah ia telah
menjadi perempuan sempurna. Bahkan saat menikah dengan Rasulullah, kisah
sebagai saudagar perempuan sudah tidak terdengar lagi. Kisah hidupnya setelah
menikah dengan nya berubah dratis. Sebelum ia adalah saudagar kaya raya,
berubah dengan penuh keterbatasan fasilitas rumah tangga. Nabi kadang tidur di
lantai beralaskan Pelepah Kurma. Kadang saat waktu tertentu, nabi melihat persediaan
gandum dan kebutuhan dapur habis. Mereka pun berdua menghabiskan hari tersebut
dengan melaksanakan puasa sunnah.
Dimana letak kesempurnaan perempuan.
Tuhan meletakan kesempurnaannya pada kesediaan menerima pasangan karena Allah,
dan menutupi kekurangannya juga karena-Nya. Tuhan terkadang menghadirkan
seorang suami yang mempunyai pribadi idaman; hartawan, bangsawan dan rupawan. Hal
yang sama juga pada diri pasangannya mempunyai wajah yang sempurna, keturunan
baik dan juga hartawan. Pasangan seperti di negeri dongeng. Sungguh sangat
beruntung jika langgeng sampai anak cucu.
Tuhan terkadang meletakan
kesempurnaan pada pasangan hidup yang serba susah lalu mereka bersama-sama
membangun keluarga sehingga kehidupannya semakin baik. Ada juga kesempurnaan
perempuan karena mendapatkan suami yang terpandang dan hartawan, tiba-tiba
diuji dengan kemiskinan dan sakit-sakitan sehingga menghabiskan seluruh harta
kekayaannya. Istrinya setia mendampingi hidupnya dengan segala keterbatasan. Ada
juga perempuan yang mendapatkan pasangan hidupnya dengan segala terbatasan. Ia dari
keluarga miskin, bukan dari keluarga terpandang, dan wajah tidak rupaawan. Alhasil,
semua yang ada pada dirinya minus. Hanya ada mutiara yang ada dalam dirinya
yaitu kesetiaan.
Tuhan meletakan kesempurnaan kaum
perempuan tidak sama meletakan kesempurnaan kaum liberal yang memberi kebebasan
perempuan untuk melakukan apa saja dan memuaskan nafsu secara totalitas tanpa
batas. Emansipasi wanita juga bukan berarti merubah kodrat nya sehingga ia
tidak tunduk terhadap aturan-aturan syariat tentang hak dan kewajiban istri kepada
suami. Hal yang sama juga suami terhadap istrinya. Tuhan memberi kebebasan
terbatas bagi perempuan untuk menjaga statusnya sebagai madrasah kehidupan yang
pada dirinya ada aturan kehidupan yang dibawa sejak lahir dan disempurnakan
saat syariat datang. Silahkan, kaum perempuan di posisi apapun, anda boleh menjadi
pejabat, wanita karir, atau sebagai ibu rumah tangga. Semua hakikatnya sama,
yaitu sama-sama sebagai manusia yang sempurna. Sebab jika semua posisi tersebut
dalam rangka mencari ridha Allah, maka dimanapun posisinya apakah sebagai
wanita karir atau ibu rumah tangga atau bahkan sebagai single parent sekalipun,
ia tetap disebut sebagai perempuan yang sempurna. Sebab kesempurnaannya pada
status mutaqin.
Penulis : Imam Ghozali
Q.S. Al-Baqarah ayat 28: Iman, Ilmu, Amal dan Angan-Angan
24 April 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   95
Dalil-Dalil dalam al-Qur'an tentang Ilmu
24 April 2025   Oleh : Muhammad Faiz Artanabil    104
Membaca Pikiran Orang Besar dan Orang Kecil
20 April 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   225
Dalil-Dalil dalam al-Qur'an tentang Riya
20 April 2025   Oleh : Muhammad Faiz Artanabil    157
Dalil-dalil tentang Ikhlas, Bekal untuk Kultum
18 April 2025   Oleh : Muhammad Faiz Artanabil    225
Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      5009
Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      2212
Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      1932
Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      1586
Membangun Persatuan dalam Keberagaman
Minggu , 08 Oktober 2023      1484