
Memaknai Pahlawan dalam Islam
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ،
وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا
الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ
سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و
سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ
وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا
الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ
مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Saudara-Saudara ku Jama’ah Sholat Jum’at yang
Dimulyakan oleh Allah SWT,
Pertama-tama, marilah kita senantiasa
mensyukuri atas segala kenikmatan yang telah dianugrahkan oleh Allah kepada
kita dengan cara meningkatkan takwa kita kepada-Nya.
Kedua, sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga besarnya, sahabat-sahabatnya, para
tabi’in, tabi’in tabi’in, para ulama hingga kepada umat-umatnya. Semoga kita
mendapatkan syafaatnya. Amin.
Para Jama’ah Jum’at Yang Dimulyakan oleh
Allah SWT,
Beberapa waktu lalu bangsa Indonesia telah memperingati
hari pahlawan. Ada berbagai pandangan berbeda tentang pantas atau ketidakpantasan
seorang tokoh mendapatkan gelar pahlawan. Hal tersebut merupakan dinamika
masyarakat dalam melihat perjuangan seorang tokoh dengan sudut pandang yang
berbeda-beda. Kita tidak bisa memaksa suatu kelompok tertentu menerima atau menolaknya.
Ada prinsip-prinsip yang berbeda di tengah-tengah masyarakat dalam membuat
indikator dari sudut etika atau moral. Sebab ketika seseorang sudah mendapatkan
gelar pahlawan berarti suatu pertanda bahwa ia telah berjasa dan segala
dosa-dosa nya telah terkubur oleh status baru yang disandangnya.
Sebenarnya siapakah seseorang yang berhak
mendapatkan gelar pahlawan? Islam tidak membuat regulasi secar rinci. Islam memberikan
rambu-rambu nilai pahlawan sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an sebagai
berikut:
Pertama, Q.S. Ali Imran ([3]:104) sebagai
berikut:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ
اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِۗ
وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ١٠٤
Artinya:
Hendaklah ada di antara kamu segolongan
orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan
mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Pertama, Q.S. Al-Baqarah ([2]:42) sebagai
berikut:
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَاَنْتُمْ
تَعْلَمُوْنَ ٤
Artinya:
Janganlah kamu campuradukkan kebenaran
dengan kebatilan dan (jangan pula) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu
mengetahui(-nya).
Kedua, Q.S. Hud ([11]:112) sebagai berikut:
فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ
بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ ١١٢
Artinya:
Maka, tetaplah (di jalan yang benar),
sebagaimana engkau (Nabi Muhammad) telah diperintahkan. Begitu pula orang yang
bertobat bersamamu. Janganlah kamu melampaui batas! Sesungguhnya Dia Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.
Keempat, Q.S. Al-Baqarah ([2]:30) sebagai
berikut:
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ
خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ
الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ اِنِّيْٓ
اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ٣٠
Artinya:
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata,
“Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di
sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia
berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Dari beberapa ayat yang telah khatib kutip
tersebut, setidaknya ada beberapa indikator seseorang bisa disebut sebagai
seorang pahlawan yaitu:
Pertama, selalu menyeru atau mengajak kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran.
Kedua, bersikap tegas dalam menegakan aturan dan tidak
menimbulkan ambigu sehingga masyarakat mengalami kebingungan dalam mengambil sikap baik
secara moral maupun hukum, dan nilai-nilai syariat islam.
Ketiga, istiqomah dan
sabar, serta tulus dalam melakukan kebaikan -amalun sholihun-dan secara kesatria
mengakui segala kesalahan serta tidak boleh melampaui batas dalam membuat
kebijakan sehingga merugikan masyarakat.
Keempat, tidak melakukan kerusakan terhadap lingkungan baik
laut berupa pencemaran limbah, darat berupa penambangan tanpa mempertimbangan
alam sekitarnya, pembabatan atau penggundulan hutan maupun polusi udara.
Para Jamaah Sholat Jum’at Yang Dimulyakan Oleh Allah SWT,
Dari paparan di atas, khatib teringat
terhadap kisah Nabi Dawud ketika melakukan suatu perbuatan yang sebenarnya
benar, tapi oleh nya dianggap sebagai suatu kekeliruan karena menuruti hawa
nafsunya, yaitu menikah seorang gadis. Sedangkan gadis tersebut sudah mempunyai
kekasih yang sedang menjalankan tugas bela negara di medan pertempuran. Ketika perang
sudah selesai dan seluruh pasukan sudah pulang, kekasih gadis tersebut belum
juga pulang ke rumah. Sehingga perdana menteri Raja Dawud menyimpulkan bahwa
pemuda tersebut telah meninggal dunia. lalu dengan segala pertimbangan,
akhirnya Nabi Dawud menikah gadis tersebut. konon kisah, ia menjadi istri yang
ke-100.
Singkat cerita, pemuda tersebut ternyata belum
meninggal dunia. Mengetahui hal tersebut Nabi Dawud sangat sedih dan menyesali
perbuatannya. Ia juga mendapatkan teguran dari Allah atas kesalahan tersebut. Nabi
Dawud menyesali kesalahan tersebut dan menebusnya dengan melakukan taubat
selama 40 tahun.
Kisah tersebut menggambarkan bahwa seorang
pemimpin, tokoh masyarakat bukan semata-mata mengatur administrasi semata. ia
merupakan pemimpin pemerintahan dan juga ada pertanggungjawaban moral kepada Allah
SWT. Orang-orang atau tokoh masyarakat yang mampu menerapkan tanggungjawab
sebagai hamba allah dan sekaligus melayani masyarakat, layak mendapatkan gelar
pahlawan meskipun mungkin tidak mendapatkan gelar pahlawan dari penguasa, tapi
pahlawan dihadapan Tuhan dan masyarakatnya.
جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا
وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ
الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. باَرَكَ اللهُ
لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ
وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى
جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ
وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ
رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا
النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا
أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ
ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ
وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرْ
Penulis : Vijianfaiz,PhD
Khutbah Jum'at Kontemporer: Sumbangsih Santri Untuk Negeri
19 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   556
Arti Penting Palestina Merdeka di Era Digital
14 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   212
Khutbah Jum'at Kontemporer: Mengisi Hidup Lebih Bermakna
25 Agustus 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   531
Bahaya Menuduh Kepada Sesama Muslim
02 Agustus 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   392
Khutbah Jum'at Kontemporer Sikap Umat Islam Terhadap Perang Iran-Israel
25 Juni 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   899
Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      10390
Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      3199
Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      2287
IMPLEMENTASI HAK-HAK POLITIK KELOMPOK MINORITAS MENURUT ABDURRAHMAN WAHID
Rabu , 18 Januari 2023      2255
Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      2120