Avatar

Vijianfaiz,PhD

Penulis Kolom

250 ARTIKEL TELAH DITERBITKAN

" "

Keindahan Terhijab Oleh Nafsu



Jumat , 28 Maret 2025



Telah dibaca :  491

Perjalanan manusia ada batasnya. Kehebatan manusia ada masa nya. Dan kejayaan manusia ada waktunya. Sejarah hidup mengajarkan tentang hakikat keindahan bukan pada bentuk yang rupawan, tetapi rasa cinta yang mendalam kepada Sang Pencipta. Itulah kata kunci dari ibadah. Allah SWT telah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 21 sebagai berikut:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ۝٢

Artinya:

Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Ayat tersebut bercerita tentang sejarah kehidupan. Ibnu Khaldun mengatakan bahwa sejarah adalah seni yang luas, bermanfaat, dan mempunyai tujuan mulia. sejarah akan menjadikan seseorang mengerti latar historis umat-umat manusia pada masa lalu, para nabi dan para penguasa dalam misi politik dan pemerintahan. Sejarah merupakan ilmu yang sangat penting terutama bagi mereka yang ingin mengetahui urusan dunia dan akhirat. Bahkan sejarah dapat menyelamatkan seseorang dari kekeliruan dan kesalahan (Khaldun, 1995).

Ayat tersebut adalah seni sejarah. Tuhan sangat mencintai hamba-hamba-Nya. Ia telah memberikan gambaran panjang lebar tentang orang-orang yang mendurhakai-Nya. Berakhir dengan penderitaan. Berakhir dengan ketersesatan yang berkepanjangan. Dan berakhir dengan penyesalan sepanjang hayat. Sebab mereka telah gagal melihat hakikat keindahan. Ia tertutup oleh nafsu duniawi. Sehingga keindahan di depan mata, bahkan keindahan yang menyatu pada dirinya tidak bisa terlihat dengan jelas. Seperti kata pepatah “Gajah dipelupuk mata tidak terlihat, Semut hitam di tengah laut di atas batu hitam pekat terlihat dengan jelas”.

Apa keindahan yang ada pada dirinya? Yaitu qalbn atau hati. Ia tempat bertanya, tempat berdiskusi dan tempat menemukan suatu kebenaran. Tapi Allah telah menjelaskan dalam lintasan sejarah, bahwa kebenaran sejati dalam hati telah ditinggalkan oleh sebagian bangsa-bangsa terdahulu. Kaum Nabi Luth melihat keindahan fisik pada cinta sesama jenis. Padahal itu fatamorgana. Ketika hati yang paling dalam memberi jawaban, maka akan keluar jawaban yang sangat rasional dan tepat: “Percintaan sesama jenis itu sangat menjijikan”. Ketika para penyembah berhala bertanya pada hati mereka, maka hati mereka akan menjawab: “Sungguh kami ini sangat dungu menyembah patung yang dianggap Tuhan. Padahal itu ciptaan kami. Masa Tuhan terlahir hasil rekayasa kami?”. Ketika orang membenci saudara-saudaranya, dan membunuh sebagian mereka, hati pasti akan menjawab: “Perbuatan tersebut sangat tidak pantas dan sangat keji sekali”.

Namun bisikan setan sangat halus dan sangat menggoda. Segala sesuatu yang sangat menjijikan menjadi terlihat nikmat dan modern.

Penulis melihat fenomena tersebut, bahwa semua orang mengetahui bahwa morfin, ganja, candu dan sejenisnya itu merusakan diri. Semua manusia akan mengatakan demikian. Tapi setan terus ngipas-ngipasi kenikmatan palsu. Ia nangkring di atas akal. Diikat dengan tali yang sangat kuat. Sehingga pada akhirnya terperosok di dalam nya. Saat sudah terperosok, setan meloncat dari akal pikiran dan pergi dari hati. Maka orang tersebut terjaga,kaget, sadar dan menangis sejadi-jadinya sambil berkata: “Duhai Tuhan, betapa bodoh nya aku ini!”.

Ayat tersebut mengajarkan tentang pentingnya melihat masa lalu. Ada nilai-nilai keagungan yang bisa dipetik sebagai berikut: Pertama, urgensi nya fondasi teologis. Bahwa semua umat-umat masa lalu hancur karena telah meninggalkan sholat dan ibadah-ibadah lainnya. Keangkuhan kehebatan intelektual dan karya peradaban masa lalu telah menguak kebenaran sejarah, bahwa semua itu menjadi saksi akibat lupa kepada-Nya. Semua menjadi tidak berguna. Keagungan masa lalu lebih dulu hancur daripada gedung-gedung dan tempat-tempat yang dibangun. Kedua, fondasi moralitas. Bahwa perilaku manusia dibangun atas dasar “memanusiakan manusia”. ketika kita telah mampu memanusiakan manusia sebenarnya secara moral telah dicatat sebagai orang baik. Namun pada sisi lain, manusia sebagai hamba Allah. Ia dulu tidak ada dan diadakan oleh-Nya. Ketika, ia melupakan Allah makan secara etika dia kehilangan moral tertingginya. Itu sebabnya hidup didunia haru bisa menyeselaraskan hubungan dengan sesame manusia dan hubungan dengan sang pencipta yaitu Allah SWT. Fondasi sosial-politik. Kesombongan manusia sering terjadi karena kekuasaan. Para penguasa terdahulu seperti Fir’aun, Namrud, Patih Haman, Qorun hanya sebagian kecil wujud dari manusia yang mendewakan kekuatan sosial-politiknya (Misrawi, 2009). Mereka perfikir bisa mengatur Nasib manusia sepanjang masa. Sehingga mereka terlena dan melupakan Allah SWT. Padahal, kekuatan sosial-politik mengalami pasang surut. Ada masa nya mencapai puncak kejayaan ada masanya mengalami kehancuran (Khaldun, 1995).

Dari paparan di atas, sungguh Tuhan sangat menyayangi kita. Ia masih mengingatkan kepada kita agar selalu menyembah-Nya. Tuhan adala tujuan hidup manusia. Kita berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Menyembahnya berarti memperbaiki sisa-sisa hidupnya dengan beribadah dan berkarya terbaik hanya mengharap ridha-Nya.



Penulis : Vijianfaiz,PhD


Bagikan Ke :

Tulis Komentar


   Berita Terkait

Q.S. Al-Baqarah Ayat 66 : Pesan Terbuka Bani Israel Bagi Umat Islam
11 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   97

Q.S. Al-Baqarah Ayat 65 : Ketika Allah Mengutuk Bani Israel Menjadi Monyet
17 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   296

Q.S. Al-Baqarah Ayat 63 : Akibat Inovasi Meninggalkan Kitab Suci
07 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   273

Q.S. Al-Baqarah Ayat 62 : Jalan Menghilangkan Rasa Sedih Akut
04 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   356

   Berita Popular

Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      10395


Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      3201


Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      2287


Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      2120