
Pagi ini saya membuka acara lomba debat
yang diadakan oleh DEMA IAIN Datuk Laksemana Bengkalis. Insya Allah dilanjutkan
pembukaan lomba perlombaan futsal kamis malam jum’at pada jam 19.00 WIB. Kegiatan
dema dengan anggaran DIPA. cukup kreatif. Saya senang melihat kreatifitas
mereka. Sepanjang kegiatan positif, maka saya semaksimal mungkin mendukungnya.
Pagi ini saya memberi beberapa pesan dalam sambutan lomba debat yang diikuti oleh siswa dan mahasiswa di Kabupaten Bengkalis. Lomba debat tidak hanya mengandalkan kemampuan mengolah kata, juga membutuhkan literasi yang mumpuni, dan data yang akurat.
Ahli debat mampu berbicara
dengan baik, menguasai panggung dan membius atau bahkan mampu mempengaruhi seluruh
isi ruangan. Penampilannya sangat menyakinkan dan mendapatkan aplaus yang luarbiasa oleh
orang-orang yang hadir di ruangan tersebut. Sayang sekali jika kemampuannya hanya bermodal silat lidah dan tidak disertai kedalaman referensi yang akurat.
Pola debat tersebut diatas sebenarnya bukan
debat. Lebih tepatnya sebatas “debat kusir”, yang tujuannya hanya untuk mencari
pembenaran diri dan tidak memperdulikan lawan debatnya. Sebab dari awal tujuan
debatnya bukan menunjukan kebenaran data, tapi sebatas untuk menunjukan
kehebatan diri atau kemampuan diri dalam melihat persoalan dengan pikiran dan
perasaan semata.
Itu sebabnya ketika kita mempunyai
kemampuan tampil di depan forum-sebagaimana pada lomba debat pagi ini-maka
perlu dikemas lagi dengan baik agar dilengkapi dengan referensi yang akurat. Sehingga
kemampuannya dalam menguasai panggung debat menjadi lebih berbobot dan
mendidik.
Pola debat seperti ini sering dilupakan
oleh sebagian para politisi atau aktivis. Mereka mempunyai kemampuan diskusi
dan orasi di atas panggung, tapi sering sebatas propaganda semata dan melupakan
kebenaran-kebenaran data yang konkrit. Sebab memang terkadang yang dicari oleh
mereka bukan data, tapi popularitas. Mereka hanya membutuhkan beberapa
diksi-diksi penting dan menarik serta yang sedang menjadi perbincangan publik. Masyarakat
pun senang mendengarnya dan memilihnya.
Pola debat selain membutuhkan data ilmiah
yang tepat, juga yang tidak kalah pentingnya yaitu pentingnya menjaga setiap
kata atau ucapannya mengandung nilai-nilai moralitas yang agung. Sebab format
debat sebenarnya lahir dari jalan untuk mencari kebenaran dan keagungan serta
tetap berpegang tinggi pada nilai-nilai moral yang hidup di masyarakat. Jika orang
beragama standarisasinya yaitu nilai-nilai agama yang terkandung dalam kitab
suci nya.
Debat merupakan kemampuan berkomunikasi. Ia
bukan sebatas orasi di panggung, tapi juga hadir dalam forum-forum resmi. Seorang
kepala negara membutuhkan ahli debat yang berkualitas sebagai juru negosiasi,
diplomat atau juru bicara. Peran nya menjadi ujung tombak negosiasi. Gagal dan
sukses berada di ujung tombak di tangan seorang diplomat.
Dalam forum-forum bisnis juga sangat
dibutuhkan pegawai yang mempunyai kemampuan negosiasi. Hal yang sama juga dalam
forum-forum ilmiah di perguruan tinggi atau seminar-seminar lintas ilmu. Para ahli
debat, negoisator, orator-dalam bentuk yang beragam nama nya-akan menjadi daya
tarik dan membuat forum menjadi lebih hidup dan menyenangkan.
Namun forum debat, forum diskusi dan
forum-forum lain bisa menjadi berantakan ketika tidak mempunyai profesionalitas
pada bidang tersebut. Forum debat menjadi kering, membosankan dan sangat
memuakan manakala di ruang yang terhormat tersebut justru yang muncul adalah
ucapan, ungkapan, dan narasi-narasi yang tidak mencerminkan sebagai manusia
yang terhormat.
Hari ini, forum debat dan diskusi telah
tumbuh subur di layar televisi dan kanal youtube. Demi polularitas dan
keuntungan duniawi sering melupakan kode etik debat yang menjunjung tinggi data
ilmiah, keluasan ilmu, moralitas dan ajaran-ajaran agama yang ada dalam kitab
suci. Ruang debat sudah bergeser menjadi ruang debat kusir yang tujuan sebatas
untuk saling menjatuhkan satu dengan lainnya.
Sebagai penutup, tulisan ini saya berharap
semoga dari acara lomba debat ini akan muncul generasi yang mempunyai kemampuan
debat, kefasehan lisan dan keluasan ilmu serta kedalam akhlak sehingga mampu
menyampaikan kebenaran, memberikan solusi dan menjadi dakwah islamiyah di muka
bumi.
Penulis : Vijianfaiz,PhD
Little is Beautiful:Catatan Expo HMPS KPI
05 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   190
Melihat Kejadian dengan Kacamata Iman
04 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   176
Cahaya Ketenangan Batin
04 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   104
Expo Kemandirian Pesantren: Tantangan Bukan Rintangan
30 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   258
Sumpah Pemuda dan Sumpah Perusahaan Google
28 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   335
Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      10391
Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      3200
Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      2287
IMPLEMENTASI HAK-HAK POLITIK KELOMPOK MINORITAS MENURUT ABDURRAHMAN WAHID
Rabu , 18 Januari 2023      2255
Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      2120