Avatar

Vijianfaiz,PhD

Penulis Kolom

250 ARTIKEL TELAH DITERBITKAN

" "

Pesantren Kehidupan Vs Kehidupan Pesantren


 DIARY

Selasa , 21 Oktober 2025



Telah dibaca :  436

(Catatan mengisi kegiatan MENWA dan bimbingan menulis prodi SSY dan HKI)

Pesantren merupakan lembaga pendidikan lslam yang keberadaannya sudah kita ma’lumi bersama. Usia lembaga pendidikan ini jauh melampaui usia bangsa dan negara Indonesia. bahkan bisa dikata, ia sudah ada sejak masuk agama Islam di wilayah Nusantara. Para pendakwah saat itu memerlukan suatu pusat lembaga pendidikan agama yang kemudian kita kenal dengan nama pesantren.

Pesantren sebenarnya berasal dari akar kata “santri”. Kata santri itu sendiri artinya orang yang belajar agama sungguh-sungguh. Tempatnya disebut Pesantren. Dari pengertian ini sebenarnya siapapun yang belajar agama bisa saja disebut santri. Maka makna santri dan pesantren dalam kontek ini punya cakupan cukup luas, siapa saja yang belajar agama bisa disebut santri dan tempat nya disebut pesantren.

Namun dengan tidak melupakan sejarah, pesantren yang ada di Indonesia merupakan lembaga pendidikan Islam yang menjadi ciri khas pendidikan keagamaan asli Indonesia-nusantara, jauh sebelum bangsa dan negara ini lahir. Ciri-cirinya yaitu: ada masjid, asrama, santri, kajian kitab kuning dan kyai-ulama. Hilang salah satunya, maka belum bisa disebut sebagai lembaga pendidikan pesantren, meskipun “papan” nama lembaga disebut pesantren, tidak bisa disebut sebagai sebuah lembaga pendidikan pesantren.

Materi pesantren yaitu materi agama atau ad-dien. Sumber agama Islam berasal dari Al-Qur’an. Melalui Al-Qur’an ini muncul kajian ilmu yang sangat luas baik filsafat, pendidikan, pendidikan agama, akhlak, tauhid, tasawuf, politik, ekonomi, hukum dan lain-lain. itu sebabnya, setiap pesantren mempunyai kurikulum yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan yang menonjol dari para ulama yang mengasuh pesantren tersebut. Jika ulama nya mempunyai keahlian sastra, maka para alumnisnya akan diajarkan tentang dunia jurnalistik. Jika alumninya, jebolan dari luar negeri atau wawasannya sudah global, maka pesantren akan dibekali dengan ilmu-ilmu kekinian. Maka muncul santri-santri yang menguasai beragam keahlian dan keberagaman Bahasa asing. Dan dari pesantren ini kemudian mampu menelorkan santri yang bisa diterima di perguruan tinggi -tidak hanya dalam negeri- di luar negeri.

Kini ada lembaga pendidikan pesantren yang produknya sangat diterima di pangsa pasar luar negeri atau sangat mudah melanjutkan pendidikan luar negeri seperti: Pesantren Bina Insan Mulia Asuhan K.H.Imam Jazuli di Cirebon. Dari 306, ada 136 santri diterima kuliah di Mesir, Tunisia, Maroko, Turki, China, Taiwan, Jepang, Singapura, Jerman, Korea, Kanada, dan Malaysia. Ada juga Pesantren Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto (universitas di Amerika Serikat, Australia, Belanda), dan Pesantren Nurul Ulum Kota Blitar (Monash University di Australia). Pesantren telah menyemai nilai-nilai agama dan kemodernan dalam satu ruh yaitu tauhid. Dua-duanya bisa berjalan dan beriringan dalam diri yang disebut santri.

Dari sini penulis bisa memahami bahwa alumni santri dari satu pesantren dengan pesantren lain mempunyai ciri khas yang beragam. Dan keberagaman tersebut merupakan wujud dari keindahan pesantren tersebut. karena dari pesantren mampu melahirkan alumni yang bisa jadi ulama, teknokrat, pengusaha, penulis, politikus,pendidik, dan lain-lain. Meskipun berbeda, mereka mempunyai ruh yang sama, yaitu sama-sama menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam yang rahmat kepada semesta alam, menghargai perbedaan, dan merawat kebersamaan dalam perbedaan.

Pesantren sebagai pelopor dalam merawat perbedaan dalam kebersamaan. Karena memang secara historis ia lahir dari kondisi tersebut. Ketika umat muslim masuk ke wilayah nusantara, diterima secara terbuka oleh bangsa Indonesia yang multi agama, keyakinan, suku, etnis dan budaya. Tidak ada konlfik. Konsep “lakum dienukum wali yadien” telah terpatri dalam kehidupan bermasyarakat. Bangsa Indonesia sejak dulu telah selesai dengan konsep toleransi dan saling menghargai perbedaan. Nilai-nilai ini yang dirawat oleh pesantren dan alumninya hingga saat sekarang ini.

Menghargai perbedaan itu penting. Sebab ketika perbedaan tidak dikelola dengan baik akan mudah memunculkan sentimen atas nama suku, etnis,agama, aliran dan budaya di tengah-tengah masyarakat dalam bentuk ucapan atau perbuatan. Mereka bisa jadi akan saling ejek mengejek, saling menghina, dan pada akhirnya naik pada tingkat yang lebih tinggi yaitu saling mengkafirkan dan saling bunuh-membunuh atau konflik sosial yang lebih luas. Jika ini dibiarkan terjadi, maka tali-tali persatuan akan melemah dan arah bangsa bisa semakin hilang, maka munculah persatuan atas nama suku, aliran dan agama. Bangkitnya persatuan yang demikian, sangat mengancam eksisten Negara Kesatuan Republik Indonesia di masa mendatang.

Dari sini sebenarnya ada makna yang sangat penting menebarkan nilai-nilai positif yang dikembangkan di lingkungan pesantren sekaligus juga membangun makna pesantren dalam kehidupan. Tanggung jawab mengembangkan nilai-nilai tersebut bukan hanya di dunia pesantren, tetapi sebenarnya tanggungjawab kita sebagai bagian dari muslim di Indonesia. Sebab hakikatnya, kita adalah hidup di lingkungan pesantren universal yang sangat menjaga nilai-nilai toleransi dan harmonisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.



Penulis : Vijianfaiz,PhD


Bagikan Ke :

Tulis Komentar


   Berita Terkait

Lomba Debat
06 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   121

Little is Beautiful:Catatan Expo HMPS KPI
05 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   191

Melihat Kejadian dengan Kacamata Iman
04 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   176

Cahaya Ketenangan Batin
04 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   104

Expo Kemandirian Pesantren: Tantangan Bukan Rintangan
30 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   258

   Berita Popular

Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      10391


Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      3200


Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      2287


Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      2120