
Pada tulisan lalu saya telah menulis
artikel dengan judul “Kejahatan atas nama Tuhan”, sebagai respon sejarah bangsa
Israel yang selalu melakukan segala kejahatan kemanusiaan atas perintah suci
dari Tuhan. Mereka telah berkali-kali melakukan
konspirasi politik menentang aturan Tuhan. Nabi Musa mengetahui hal
tersebut. Ia terus menasehati nya dengan sangat sabar. Ia adalah seorang nabi
dan rasul dengan kesabaran luarbiasa mendapatkan gelar ulul azmi
-kesabaran seorang rasul di atas rata-rata- menghadapi kaum bani Israel yang
selalu membuat perilaku yang sangat menyakitkan hati. Betapa tidak menyakitkan
hati, Saat mereka melakukan kesalahan merasa dirinya sedang membela Tuhan, Saat
mereka mengalami penderitaan langsung melakukan playing victim
seolah-olah dia merasa teraniaya.
Allah SWT telah berfirman dalam Q.S.
Al-Baqarah ayat 60 sebagai berikut:
۞
وَاِذِ اسْتَسْقٰى مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِّعَصَاكَ الْحَجَرَۗ
فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًاۗ قَدْ عَلِمَ كُلُّ اُنَاسٍ
مَّشْرَبَهُمْۗ كُلُوْا وَاشْرَبُوْا مِنْ رِّزْقِ اللّٰهِ وَلَا تَعْثَوْا فِى
الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ ٦٠
Artinya:
(Ingatlah)
ketika Musa memohon (curahan) air untuk kaumnya. Lalu, Kami berfirman, “Pukullah
batu itu dengan tongkatmu!” Maka, memancarlah darinya (batu itu) dua belas mata
air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan
minumlah rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah melakukan kejahatan di
bumi dengan berbuat kerusakan.
Ayat tersebut
menunjukan kedalaman kasih sayang Nabi Musa kepada kaum nya. Ketika mereka
kehausan dan tidak ada air, maka berdoa kepada Allah dan memukulkan tongkat
pada batu. Lalu memancar tiga sumber mata air. Saat mereka hilang rasa haus,
air pun berhenti memancar
Kenikmatan
yang sangat besar tersebut seharusnya menyebabkan mereka selalu bersyukur dan
tidak kufur atau melakukan kerusakan yang bertentangan dengan keinginan Tuhan. Salah
satu bentuk syukurnya yaitu bertaubat dan menjalankan perintah-perintah syariat
Islam yang telah difirman kepada ke Nabi Musa AS. Hal ini tentu saja suatu
bukti, bahwa Allah melarang bani Israil melakukan kerusakan disebabkan karena
mereka selalu melanggar dan tidak mau bertaubat. Mereka mau mengakui Tuhan dan
Nabi nya saat mereka sedang mengalami penderitaan. Setelah penderitaan hilang,
maka Tuhan dan Rasul-Nya ditinggalkan.
Pola politik
ganda bangsa Israel sejak dulu hingga sekarang ini sama, yaitu merasa di
dzalimi dan melakukan pembelaan. Termasuk pada kasus saat sekarang ini yaitu
melakukan penyerangan terhadap penduduk Palestina. Dalihnya melakukan pembelaan
terhadap dirinya akibat dari ulah Hamas. Tentara Israel menyerang Hamas dengan
menyebarkan berita-berita kemanusiaan yaitu menyuruh penduduk Gaza untuk
mengungsi agar tidak terjadi korban. Hingga lebih dari 250 ribu telah keluar
dari Gaza beberapa minggu ini
Kini di
berbagai negara juga telah terjadi demonstrasi atas arogansi bangsa Israel
terhadap kejahatan perang yang dilakukan di Palestina dan juga negara-negara
lain. Perdana Menteri Malaysia -Anwar Ibrahim -marah dan mengecam pasukan Israel.
Bantuan makanan dan obat-obatan tidak bisa masuk ke Gaza. “Saya belum pernah
melihat kekejaman sekejam ini” kata Anwar Ibrahim penuh emosi
Kecaman Masyarakat
dunia terhadap kekejaman bangsa Israel tentu bukan hal yang baru. Sudah lama. Sejak
sebelum Indonesia Merdeka, ormas-ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama telah konsisten
memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan mengutuk kejahatan bangsa Israel
terhadap masyarakat Palestina. Hingga kemudian berdiri Negara Republik Indonesia
dan hingga kini suara memperjuangkan kemerdekaan terus menggema dan
mengkristal. Namun tanda-tanda kemerdekaan Palestina belum terlihat. Jika secara
kasat mata, kondisi Gaza dan sekitarnya semakin memburuk. Sulitnya akses bantuan
bahan makanan dan obat-obatan serta bantuan bentuk lain tidak bisa masuk. Ada bayang-bayang
tragedi kemanusia sangat mengerikan: kelaparan dan kematian di tempat kelahiran
para Nabi.
Apakah bangsa Israel
telah kehilangan kemanusiaan di hati nya? Sebagai manusia tentu hati yang
paling dalam mereka sangat sedih sekali melihat kejahatan kemanusiaan di depan
mata. Namun sangat sulit politik dijalankan dengan suara hati. Rasanya itu
hanya ilusi. Politik merupakan suatu kepentingan. Sangat berbeda antara “hati”
dan “hati-hati”. Ketika berbicara “hati” sering berkaitan dengan suara atau
bisikan suci panggilan ilahi, tetapi “hati-hati” dalam politik kekuasaan berbicara strategi untuk
mencapai suatu misi. Dan misi bangsa Israel yaitu menempatkan dirinya sebagai
imperium di dunia.
Penulis : Vijianfaiz,PhD
Q.S. Al-Baqarah Ayat 66 : Pesan Terbuka Bani Israel Bagi Umat Islam
11 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   96
Q.S. Al-Baqarah Ayat 65 : Ketika Allah Mengutuk Bani Israel Menjadi Monyet
17 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   296
Q.S. Al-Baqarah Ayat 63 : Akibat Inovasi Meninggalkan Kitab Suci
07 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   272
Q.S. Al-Baqarah Ayat 62 : Jalan Menghilangkan Rasa Sedih Akut
04 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   356
Q.S. Al-Baqarah Ayat 61 : Memaknai Ujian dan Kenikmatan dari Sudut Ruhaniah
02 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   287
Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      10391
Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      3200
Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      2287
IMPLEMENTASI HAK-HAK POLITIK KELOMPOK MINORITAS MENURUT ABDURRAHMAN WAHID
Rabu , 18 Januari 2023      2255
Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      2120