Avatar

Vijianfaiz,PhD

Penulis Kolom

250 ARTIKEL TELAH DITERBITKAN

" "

Q.S. Al-Baqarah Ayat 60 : Bangsa Israel dan Bencana Kemanusiaan



Kamis , 18 September 2025



Telah dibaca :  302

Pada tulisan lalu saya telah menulis artikel dengan judul “Kejahatan atas nama Tuhan”, sebagai respon sejarah bangsa Israel yang selalu melakukan segala kejahatan kemanusiaan atas perintah suci dari Tuhan. Mereka telah berkali-kali melakukan  konspirasi politik menentang aturan Tuhan. Nabi Musa mengetahui hal tersebut. Ia terus menasehati nya dengan sangat sabar. Ia adalah seorang nabi dan rasul dengan kesabaran luarbiasa mendapatkan gelar ulul azmi -kesabaran seorang rasul di atas rata-rata- menghadapi kaum bani Israel yang selalu membuat perilaku yang sangat menyakitkan hati. Betapa tidak menyakitkan hati, Saat mereka melakukan kesalahan merasa dirinya sedang membela Tuhan, Saat mereka mengalami penderitaan langsung melakukan playing victim seolah-olah dia merasa teraniaya.

Allah SWT telah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 60 sebagai berikut:

۞ وَاِذِ اسْتَسْقٰى مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِّعَصَاكَ الْحَجَرَۗ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًاۗ قَدْ عَلِمَ كُلُّ اُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْۗ كُلُوْا وَاشْرَبُوْا مِنْ رِّزْقِ اللّٰهِ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ ۝٦٠

Artinya:

(Ingatlah) ketika Musa memohon (curahan) air untuk kaumnya. Lalu, Kami berfirman, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka, memancarlah darinya (batu itu) dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.

Ayat tersebut menunjukan kedalaman kasih sayang Nabi Musa kepada kaum nya. Ketika mereka kehausan dan tidak ada air, maka berdoa kepada Allah dan memukulkan tongkat pada batu. Lalu memancar tiga sumber mata air. Saat mereka hilang rasa haus, air pun berhenti memancar (Qurthubi, 2015).

Kenikmatan yang sangat besar tersebut seharusnya menyebabkan mereka selalu bersyukur dan tidak kufur atau melakukan kerusakan yang bertentangan dengan keinginan Tuhan. Salah satu bentuk syukurnya yaitu bertaubat dan menjalankan perintah-perintah syariat Islam yang telah difirman kepada ke Nabi Musa AS. Hal ini tentu saja suatu bukti, bahwa Allah melarang bani Israil melakukan kerusakan disebabkan karena mereka selalu melanggar dan tidak mau bertaubat. Mereka mau mengakui Tuhan dan Nabi nya saat mereka sedang mengalami penderitaan. Setelah penderitaan hilang, maka Tuhan dan Rasul-Nya ditinggalkan.

Pola politik ganda bangsa Israel sejak dulu hingga sekarang ini sama, yaitu merasa di dzalimi dan melakukan pembelaan. Termasuk pada kasus saat sekarang ini yaitu melakukan penyerangan terhadap penduduk Palestina. Dalihnya melakukan pembelaan terhadap dirinya akibat dari ulah Hamas. Tentara Israel menyerang Hamas dengan menyebarkan berita-berita kemanusiaan yaitu menyuruh penduduk Gaza untuk mengungsi agar tidak terjadi korban. Hingga lebih dari 250 ribu telah keluar dari Gaza beberapa minggu ini (https://www.cnnindonesia.com, 2025).

Kini di berbagai negara juga telah terjadi demonstrasi atas arogansi bangsa Israel terhadap kejahatan perang yang dilakukan di Palestina dan juga negara-negara lain. Perdana Menteri Malaysia -Anwar Ibrahim -marah dan mengecam pasukan Israel. Bantuan makanan dan obat-obatan tidak bisa masuk ke Gaza. “Saya belum pernah melihat kekejaman sekejam ini” kata Anwar Ibrahim penuh emosi (Hutapea, 2025).

Kecaman Masyarakat dunia terhadap kekejaman bangsa Israel tentu bukan hal yang baru. Sudah lama. Sejak sebelum Indonesia Merdeka, ormas-ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama telah konsisten memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan mengutuk kejahatan bangsa Israel terhadap masyarakat Palestina. Hingga kemudian berdiri Negara Republik Indonesia dan hingga kini suara memperjuangkan kemerdekaan terus menggema dan mengkristal. Namun tanda-tanda kemerdekaan Palestina belum terlihat. Jika secara kasat mata, kondisi Gaza dan sekitarnya semakin memburuk. Sulitnya akses bantuan bahan makanan dan obat-obatan serta bantuan bentuk lain tidak bisa masuk. Ada bayang-bayang tragedi kemanusia sangat mengerikan: kelaparan dan kematian di tempat kelahiran para Nabi.

Apakah bangsa Israel telah kehilangan kemanusiaan di hati nya? Sebagai manusia tentu hati yang paling dalam mereka sangat sedih sekali melihat kejahatan kemanusiaan di depan mata. Namun sangat sulit politik dijalankan dengan suara hati. Rasanya itu hanya ilusi. Politik merupakan suatu kepentingan. Sangat berbeda antara “hati” dan “hati-hati”. Ketika berbicara “hati” sering berkaitan dengan suara atau bisikan suci panggilan ilahi, tetapi “hati-hati”  dalam politik kekuasaan berbicara strategi untuk mencapai suatu misi. Dan misi bangsa Israel yaitu menempatkan dirinya sebagai imperium di dunia. 



Penulis : Vijianfaiz,PhD


Bagikan Ke :

Tulis Komentar


   Berita Terkait

Q.S. Al-Baqarah Ayat 66 : Pesan Terbuka Bani Israel Bagi Umat Islam
11 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   96

Q.S. Al-Baqarah Ayat 65 : Ketika Allah Mengutuk Bani Israel Menjadi Monyet
17 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   296

Q.S. Al-Baqarah Ayat 63 : Akibat Inovasi Meninggalkan Kitab Suci
07 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   272

Q.S. Al-Baqarah Ayat 62 : Jalan Menghilangkan Rasa Sedih Akut
04 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   356

   Berita Popular

Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      10391


Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      3200


Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      2287


Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      2120