Avatar

Vijianfaiz,PhD

Penulis Kolom

250 ARTIKEL TELAH DITERBITKAN

" "

Q.S. Al-Baqarah Ayat 61 : Memaknai Ujian dan Kenikmatan dari Sudut Ruhaniah



Kamis , 02 Oktober 2025



Telah dibaca :  286

Kaum Yahudi pada masa Nabi Musa selalu merasa kurang atas segala kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah SWT. Mereka selalu merasa kurang, dan ketika mendapatkan kenikmatan tidak pernah bersyukur. Ketika mereka kehausan dan meminta kepada Nabi Musa agar Allah memberikan minuman, maka Allah mengabulkan nya. Dari batu memancar mata air. Mereka pun minum sepuasnya. Kenikmatan yang demikian, tidak menyebabkan mereka menyadari dan bersyukur kepada-Nya, justru semakin hari semakin banyak tuntutan kepada Nabi . Hal ini seperti terekam dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 61 sebagai berikut:

وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نَّصْبِرَ عَلٰى طَعَامٍ وَّاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ مِنْۢ بَقْلِهَا وَقِثَّاۤىِٕهَا وَفُوْمِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَاۗ قَالَ اَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ اَدْنٰى بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرٌۗ اِهْبِطُوْا مِصْرًا فَاِنَّ لَكُمْ مَّا سَاَلْتُمْۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِ الْحَقِّۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَࣖ ۝٦١

Artinya:

(Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan. Maka, mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota. Pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena sesungguhnya mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu ditimpakan karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas.

Dalam Tafsir Al-Qurthubi, hasan mengatakan bahwa kebiasaan kaum yahudi selalu makan-makanan yang mengadung aroma yang sangat kuat. Ketika mereka mendapatkan makanan yang lebih baik justru mereka kurang berkenan dan menginginkan makanan mereka yang kurang baik. Pendapat lain memberi tafsir bahwa ucapan kaum Yahudi merupakan simbol bahwa mereka manusia yang tidak pernah mau menerima kemiskinan. Mereka ingin mendapatkan kekayaan dan kemakmuran. Sebab kenyataannya, saat mereka miskin tidak ada yang mau menolong. Lalu mereka minta kepada Musa agar Allah memberikan suatu kekayaan yang lebih dari kaum lainnya (Qurthubi, 2015).

Dari sini menunjukan bahwa kaum yahudi merupakan kaum yang tidak siap menerima penderitaan, kemiskinan dan selalu mengharapkan kesuksesan, kekayaan dan kemuliaan. Bagi mereka ini simbol dari keagungan suatu bangsa. Terlepas dari segala tafsir dalam Kitab Al-Qurthubi, saya teringat kisah tentang Qarun yang kondisi hidup sangat miskin. Qarun walhasil adalah sahabat Nabi Musa yang menguasai kitab taurat sangat baik. Karena kondisi yang sangat miskin, ia tidak bisa menerima ketentuan dari Allah. Ia meminta doa kepada Nabi Musa agar mendoakannya menjadi orang kaya. Doa terkabul. Namun setelah menjadi orang kaya, qarun malah lupa terhadap syariat-syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Musa AS.

Ayat di atas menceritakan tentang Kaum Yahudi yang sedemikian kufur terhadap nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Mereka senantiasa menentang segala kebenaran ketika segala kejadian tidak berpihak kepada mereka. Maka dengan segala kekuatan mereka akan menuntut kesempurnaan hidup melalui doa-doa dari Nabi Musa.

Sebagai seorang nabi dan rasul dan pada dirinya juga sebagai seorang manusia, nabi musa terkadang emosi atas sikap dan perilaku mereka yang dianggap sangat arogansi dan terlalu berlebih-lebihan. Mereka membangun citra dirinya sendiri sebagai kaum yang tertindas terdzalimi oleh Tuhan saat membutuhkan sesuatu dan terus menuntut agar segala kenikmatan dicurahkan kepada mereka. Ketika keinginan nya sudah terpenuhi, maka mereka tidak segan-segan menantang syariat Tuhan dan membunuh nabi-nabi dan rasul nya.

Bisa jadi sifat-sifat yang ada pada diri kaum yahudi terjadi pada diri kita sebagai kenyataan realita watak manusia yang selalu menginginkan adanya kesempurnaan hidup. Kita bisa melihat kenyataan dalam perjalanan sejarah. adanya perkelahian, pertarungan dan pembunuhan atau pemberontakan adalah wujud-wujud sifat kaum yahudi yang selalu menginginkan adanya kesempurnaan hidup. Kita sudah menyaksikan perjalanan sejarah bangsa ini dan bangsa-bangsa lainnya. semua ada kesamaan karakter yang dipunyai pada diri manusia yaitu ingin adanya kesempurnaan hidup.

Saya jadi teringat dawuh Syeikh Sya’rawi bahwa kita tidak akan pernah mendapatkan sesuatu yang sempurna. Yang akan kita dapatkan hanyalah sesuatu yang kurang , lalu menjadi lengkap dengan keridhaan kita kepada Allah SWT (Madjid A. , 2025).

Kalimat yang indah dari Syeikh Sya’rawi ini paling tidak mutiara kehidupan untuk menyadarkan diri bahwa Islam tidak serta merta meletakan kesempurnaan manusia sebatas pada kekayaan, kekuasaan dan kemuliaan di dunia, tetapi islam meletakan kemuliaan saat kita ridha terhadap keputusan Allah SWT. 



Penulis : Vijianfaiz,PhD


Bagikan Ke :

Tulis Komentar


   Berita Terkait

Q.S. Al-Baqarah Ayat 66 : Pesan Terbuka Bani Israel Bagi Umat Islam
11 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   96

Q.S. Al-Baqarah Ayat 65 : Ketika Allah Mengutuk Bani Israel Menjadi Monyet
17 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   295

Q.S. Al-Baqarah Ayat 63 : Akibat Inovasi Meninggalkan Kitab Suci
07 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   272

Q.S. Al-Baqarah Ayat 62 : Jalan Menghilangkan Rasa Sedih Akut
04 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   355

Q.S. Al-Baqarah Ayat 60 : Bangsa Israel dan Bencana Kemanusiaan
18 September 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   302

   Berita Popular

Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      10391


Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      3200


Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      2287


Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      2120