
Konferensi Tingkat
Tinggi -KTT- di Mesir pada tanggal 13 Oktober 2025 menjadi sejarah baru menciptakan
perdamaian dan penghentian perang di Gaza, Palestina. masing-masing pihak-Israel
dan Hamas-serah terima tawanan perang. Moment ini juga menjadi jalan terbuka
masuknya bantuan kemanusia dari luar negeri ke Gaza. Termasuk sebanyak 35.000
paket bantuan kemanusiaan masyarakat Indonesia melalui Badan Amil Zakat
Nasional -Baznas-RI berhasil masuk ke Gaza yang sebelumnya tertahan di
perbatasan Rafah, Mesir
Gencatan senjata
tersebut merupakan proyek politik. Seperti sebuah permainan dadu dalam kisah pewayangan
antara Yudistira dan Sengkuni. Semua pemimpin berharap bahwa genjatan senjata
merupakan jalan terbuka untuk kemerdekaan palestina. Namun para pemimpin bangsa
dari berbagai negara tidak mengetahui persis isi hati dari AS,Israel dan Hamas.
Itu sebabnya, negara Iran menolak acara tersebut
“Iran tidak
akan duduk bersama mereka yang menyerang rakyat kami atas nama perdamaian. Kami
menginginkan perdamaian sejati, bukan diplomasi yang menutup-nutupi penindasan” komentar Abbas
Araghchi Menteri Luar Negeri Iran.
Secara teori
memang kesepatakan gencatan senjata pada KTT Mesir masih membutuhkan pembuktian
yang mendalam terciptanya sebuah kesepakatan bersama sebagai win-win
solution. Jika melihat sejarah, keinginan bangsa Israel mengembalikan
kejayaan nya di tanah kelahiran para Nabi merupakan “Sumpah Palapa” nya kaum Bani
Israel. Jika Gajah Mada tidak akan makan buah “Palapa” sebelum menyatukan
pulau-pulau Nusantara. Apalagi, Bani Israel mengklaim bahwa tanah Palestina
merupakan wilayah yang diberkati oleh Tuhan yang disediakan-menurut mereka- untuk
kejayaan bangsa Bani Israel.
Keraguan ini
mendasari pada Surat Al-Baqarah ayat 65 yang berbunyi sebagai berikut:
وَلَقَدْ
عَلِمْتُمُ الَّذِيْنَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِى السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ
كُوْنُوْا قِرَدَةً خٰسِـِٕيْنَ ٦٥
Artinya:
Sungguh, kamu
benar-benar telah mengetahui orang-orang yang melakukan pelanggaran di antara
kamu pada hari Sabat, lalu Kami katakan kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang
hina!”
Para mufasirin
mempunyai pandangan beragam tentang perubahan sebagian bani israel menjadi “kera
yang hina”. Dalam tafsir Al-Qurthubi para ulama berpendapat sebagai berikut:
pertama, mereka benar-benar menjadi kera dan berkelanjutan hingga sekarang;
kedua, mereka menjadi kera hanya bertahan hidup tiga hari
Jika menggunakan
pendekatan Tafsir Munir, maka penulis bisa melihat betapa sulitnya bangsa bani israel
untuk menerima suatu kebenaran sebagaimana watak yang ada pada diri monyet. Tidak
peduli, sebaik apapun manusia terhadap nya akan tetap selalu mengambil
kesempatan-kesempatan keinginan tanpa batas dan kemudian hari akan membahayakan kepada orang yang telah
memberikan makanan kepada mereka.
Realita sejarah
demikian, bangsa Bani Israel setelah dilaknat oleh Allah dan berdiaspora ke
berbagai negara di barat. Mereka benar-benar kehilangan kekuasaan, kehilangan
tanah leluhurnya. Seluruh wilayah Palestina berubah menjadi kekuasaan Islam
pada masa Umar Bin Khatab dan masa-masa kekuasan Islam setelahnya.
Akibat genosida
Kaum Yahudi oleh Nazi di Jerman pada perang dunia II justru membawa angin segar
mereka yang berdiaspora kembali ke kampung halamannya. Pada tanggal 29 November
1947 PBB mengeluarkan resolusi 181 (II) yang membagi Palestina menjadi dua
negara. Etnis Yahudi yang meliputi 33 persen populasi dan memiliki secara sah 7
persen lahan di Palestina diberi mandat wilayah negara seluas 56 persen dari
wilayah mandat Palestina. Sedangkan warga Arab yang meliputi 67 persen populasi
dan pemilik sah sedikitnya 80 persen tanah di Palestina mendapat wilayah lebih
sedikit, yakni 43 persen saja
Kini Israel
semakin luas kekuasaan di tanah Palestina. Sekitar 85 persen, ia telah
menguasai Palestina di Tepi Barat, 77 persen di wilayah jalur Gaza. Ia akan
terus menambah wilayah kekuasaan sebagaimana yang telah digambarkan dalam al-Qur’an
yaitu mempunyai watak kera yang akan terus “ngranggeh” atau mengambil
hak milik tanah warga Palestina dengan segala cara, baik dengan cara kekerasan
maupun dengan cara membeli langsung kepada
masyarakat Palestina dengan harga yang sangat mahal. Pola sama seperti
orang-orang etnis tionghoa membeli tanah di wilayah Nusantara.
Kebencian kita-umat
Islam-terhadap kaum yahudi tentu tidak boleh sebatas kebencian yang membabi
buta. Allah telah mengajarkan agar kita harus bisa obyektif nalar berfikir
kita. Ketika mereka bisa berhasil menguasai dunia, tentu saja atas usaha kerja
keras mereka dalam waktu yang sangat panjang saat mereka dalam penderitaan di
negara-negara barat. Saat mereka berdiaspora tanpa mempunyai bekal sama sekali,
kaum yahudi bekerja dan belajar sungguh-sungguh. Doktrin untuk menguasai dunia
telah mandarah daging. Sejak kecil anak-anak kaum yahudi harus belajar dan
mencintai membaca buku. Hingga kini negara yang paling mencintai membaca adalah
kaum yahudi. Sejak kecil mereka telah dilatih untuk berfikir kritis dan
berdiskusi. Sehingga ini menjadi tabiat kaum yahudi hingga dewasa selalu
berfikir mencari solusi dalam menyelesaikan segala persoalan di perantauan baik
dalam bidang filsafat, pendidikan, ekonomi, politik, saint dan teknologi.
Allah telah
menjadikan agama Islam sebagai ya’ulu wala yu’la ‘alahai. Namun dalam
tataran teori, kelihatannya ajaran ini telah diambil alih dan dipraktekan oleh
kaum yahudi. Umat Islam harus menyadari bahwa kekalahan dalam kancah politik
sebagaimana terjadi pada kasus tragedi kemanusiaan di Palestina sebenarnya
kekalahan pada tradisi keilmuan kita yang dulu pernah menjadi tradisi yang
sangat menggetarkan dunia. Jika ingin bangkit dan ingin menyamai -jika tidak mungkin
mengalahkan nya-maka perlu ada kebangkitan secara revolusioner pada tataran
ilmu pengetahuan saint dan teknologi di tubuh umat Islam. Namun kapan? Sangat sulit
menjawab, sebagaimana sulitnya menjawab kapan selesai nya perdebatan tentang
persoalan celana cingkran dan tidak cingkrang.
Penulis : Vijianfaiz,PhD
Q.S. Al-Baqarah Ayat 66 : Pesan Terbuka Bani Israel Bagi Umat Islam
11 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   96
Q.S. Al-Baqarah Ayat 63 : Akibat Inovasi Meninggalkan Kitab Suci
07 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   272
Q.S. Al-Baqarah Ayat 62 : Jalan Menghilangkan Rasa Sedih Akut
04 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   356
Q.S. Al-Baqarah Ayat 61 : Memaknai Ujian dan Kenikmatan dari Sudut Ruhaniah
02 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   287
Q.S. Al-Baqarah Ayat 60 : Bangsa Israel dan Bencana Kemanusiaan
18 September 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   302
Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      10391
Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      3200
Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      2287
IMPLEMENTASI HAK-HAK POLITIK KELOMPOK MINORITAS MENURUT ABDURRAHMAN WAHID
Rabu , 18 Januari 2023      2255
Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      2120