
Apakah kejahatan di dunia ini hanya
dilakukan oleh kaum Bani Israel?. Tidak. Setiap manusia mempunyai potensi sama
melakukan kejahatan. Kebetulan Al-Qur’an telah mencontohkan dan merekam sejarah
kejahatan Bani Israel dalam perjalanan sejarah. Lalu kita terlalu asyik
menyalahkan Bangsa Israel dan melupakan kejahatan di sekitar kita baik sesama satu
bangsa maupun satu agama. ada kejahatan atas bersifat pribadi atau kolektif. Persoalan
ekonomi, pendidikan, hukum, HAM, dan agama, perubahan perbatasan wilayah,
pembabatan hutan, penjualan laut dan masih banyak lagi.
Jika kita merujuk pada ayat 65 Allah telah
menjadikan kaum bani Israel menjadi “kera yang hina”. Hukuman Allah demikian
bukan hanya berlaku untuk kaum Bani Israel pada masa itu, juga peringatan
sekaligus pelajaran bagi umat setelah nya-termasuk umat Nabi Muhammad SAW. Jangan
sampai juga, umat islam mempunyai status sama sebagaimana bangsa Israel. Jelas ini
sangat beralasan jika mengacu kepada Q.S. Al-Baqarah ayat 66 sebagai
berikut:
فَجَعَلْنٰهَا نَكَالًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهَا وَمَا خَلْفَهَا
وَمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِيْنَ ٦٦
Artinya:
Maka, Kami jadikan (yang demikian) itu
sebagai peringatan bagi orang-orang pada masa itu dan bagi mereka yang datang
kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
Allah menghadirkan kaum bani Israel sebagai
pembelajaran bagi umat Islam. sejarah panjang dari suatu kaum yang tertindas
pada masa lalu oleh Fir’aun, lalu dibebaskan oleh Nabi Musa dan kemudian mereka
mendapatkan kemulyaan hidupnya..
Apakah dengan
status kemulyaan yang Allah berikan kepada mereka menjadi kesadaran untuk
semakin berbakti kepada-Nya dan selalu membangun kehidupan yang harmonis dalam
kehidupan bermasyarakat? Tidak. Mereka saling menjatuhkan satu dengan lainnya. Saling
bermusuhan dan kemudian mereka mendapatkan kutukan dari Allah sebagaimana yang
telah disebutkan pada Q.S. Al-Baqarah ayat 65 pada pembahasan sebelumnya.
Setelah mendapatkan
kutukan dari Tuhan dan kehilangan status kewarganegaraan dan kekuasaan, lalu
mereka berdiaspora di negara-negara barat ternyata mampu membangun kesadaran
kolektif untuk kembali berkuasa. Kesalahan masa lalu telah menjadi pembelajaran
berharga. Mereka kemudian bersatu dan sama-sama membangun negara baru yang
disebut negara Israel.
Pada saat
warga negara Israel semakin masif membangun persatuan kolektif baik di internal
negara sendiri maupun warga negara yang berdiaspora di negara-negara barat,
justru umat Islam sendiri tidak akur. Konflik internal atas nama furu’iyah,
ideologi, etnis dan pandangan politik sangat rentan sekali terjadi permusuhan
berlarut-larut. Sudah berbagai teori agar seluruh umat mempunyai kesadaran
kolektif untuk menyudahi persoalan syi’ah dan sunni, persoalan internal sunni, atau
persoalan etnis yang terus saja menjadi topik pembicaraan hangat hingga detik
ini.
Kita mungkin
terlalu hanyut pada konflik Israel-Palestina di tanah kelahiran para nabi. Kita
mungkin peristiwa israel di palestina sebagai bentuk kejahatan terbesar di
dunia. padahal ada tragedi kemanusiaan yang sangat mengerikan selain itu yaitu tragedy
kemanusiaan di sudan. Ada 150.000 tewas dan 12 juta masyarakat Sudan mengungsi.
PBB menyebutnya sebagai tragedi kemanusiaan terbesar abad ini. Perang yang awal
nya hanya terjadi di kota Khartoum kini meluas di seluruh negeri
Kekerasan yang
sangat mengerikan. Kekerasan, pembunuhan dan pembantaian karena persoalan etnis,
agama dan sumber daya alam menyebabkan ratusan ribu masyarakat Sudan tewas
Selain Sudan
ada negara Suriah. Di negara ini konflik agama sunni dan syi’ah. Jumlah syi’ah
di negara tersebut sekitar 10%, selebihnya muslim sunni. Akibat konflik
ideologi tersebut telah menewaskan ribuan warga negara dalam perjalanan
panjangan negara Suriah
Jika ditulis
disini terkait konflik antar agama-terutama sesama muslim-terlalu banyak data
dan ada rasa semakin menyedihkan. Slogan agama Islam yang sering diartikan
sebagai agama damai, namun kenyataannya tidak bisa berdamai dengan sesama
muslim-apalagi damai dengan non muslim. di antara mereka selalu saja ada
kecurigaan yang kadang sangat tidak produktif.
Nabi Muhammad telah
menyatukan kaum ansor dan muhajirin, telah menyatukan sahabat utsman dengan
sahabat bilal, telah menyatukan perbedaan suku, etnis dan agama dalam satu
kontitusi yaitu Piagam Madinah. Langkah Nabi
yang sangat ideal dan belum pernah ada contohnya sebelumnya.
Ironisnya pondasi
Piagam Madinah yang telah melahirkan Negara Darussalam -negara damai- kini
telah melahirkan generasi-generasi politik yang saling bunuh membunuh dan
saling merendahkan satu dengan lainnya. Energi umat Islam habis untuk
bertengkar. Ironisnya tidak pernah berhenti bertengkar dan berperang.
Allah telah
memperingatkan umat Islam melalui ayat tersebut di atas, bahwa umat Islam
jangan sampai berperilaku seperti orang Yahudi, yaitu sibuk bertengkar dan
perang untuk kepentingan dunia dan melupakan esesnsi dari ajaran Islam itu
sendiri.
Benar Islam
itu besar di dunia ini, tapi jangan lupa jika jumlah mayoritas tidak mempunyai persatuan
hanya akan sebatas busa di pinggir bibir laut. Banyak, tapi akan mudah hilang. Jumlah
kelompok besar yang tidak bersatu akan terombang ambing oleh jumlah kelompok kecil
yang mempunyai daya persatuan yang sangat kuat. Kalimat ini kelihatannya sangat
cocok untuk membaca kondisi umat islam saat sekarang ini. suatu kejadian -yang
mungkin- sama persis saat Bani Israel bercerai berai saat mereka mendapatkan
kutukan dari Allah SWT.
Jika demikian
adanya, semoga umat islam segera menyadarinya untuk segera bersatu dalam
keberagaman agar kita mendapatkan kemuliaan di dunia dan di akherat nanti.
Penulis : Vijianfaiz,PhD
Q.S. Al-Baqarah Ayat 65 : Ketika Allah Mengutuk Bani Israel Menjadi Monyet
17 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   295
Q.S. Al-Baqarah Ayat 63 : Akibat Inovasi Meninggalkan Kitab Suci
07 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   272
Q.S. Al-Baqarah Ayat 62 : Jalan Menghilangkan Rasa Sedih Akut
04 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   355
Q.S. Al-Baqarah Ayat 61 : Memaknai Ujian dan Kenikmatan dari Sudut Ruhaniah
02 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   286
Q.S. Al-Baqarah Ayat 60 : Bangsa Israel dan Bencana Kemanusiaan
18 September 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   302
Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      10390
Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      3199
Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      2287
IMPLEMENTASI HAK-HAK POLITIK KELOMPOK MINORITAS MENURUT ABDURRAHMAN WAHID
Rabu , 18 Januari 2023      2255
Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      2120