Avatar

Vijianfaiz,PhD

Penulis Kolom

250 ARTIKEL TELAH DITERBITKAN

" "

Q.S. Al-Baqarah Ayat 66 : Pesan Terbuka Bani Israel Bagi Umat Islam



Selasa , 11 November 2025



Telah dibaca :  94

Apakah kejahatan di dunia ini hanya dilakukan oleh kaum Bani Israel?. Tidak. Setiap manusia mempunyai potensi sama melakukan kejahatan. Kebetulan Al-Qur’an telah mencontohkan dan merekam sejarah kejahatan Bani Israel dalam perjalanan sejarah. Lalu kita terlalu asyik menyalahkan Bangsa Israel dan melupakan kejahatan di sekitar kita baik sesama satu bangsa maupun satu agama. ada kejahatan atas bersifat pribadi atau kolektif. Persoalan ekonomi, pendidikan, hukum, HAM, dan agama, perubahan perbatasan wilayah, pembabatan hutan, penjualan laut dan masih banyak lagi.

Jika kita merujuk pada ayat 65 Allah telah menjadikan kaum bani Israel menjadi “kera yang hina”. Hukuman Allah demikian bukan hanya berlaku untuk kaum Bani Israel pada masa itu, juga peringatan sekaligus pelajaran bagi umat setelah nya-termasuk umat Nabi Muhammad SAW. Jangan sampai juga, umat islam mempunyai status sama sebagaimana bangsa Israel. Jelas ini sangat beralasan jika mengacu kepada Q.S. Al-Baqarah ayat 66 sebagai berikut:

فَجَعَلْنٰهَا نَكَالًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهَا وَمَا خَلْفَهَا وَمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِيْنَ ۝٦٦

Artinya:

Maka, Kami jadikan (yang demikian) itu sebagai peringatan bagi orang-orang pada masa itu dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

Allah menghadirkan kaum bani Israel sebagai pembelajaran bagi umat Islam. sejarah panjang dari suatu kaum yang tertindas pada masa lalu oleh Fir’aun, lalu dibebaskan oleh Nabi Musa dan kemudian mereka mendapatkan kemulyaan hidupnya..

Apakah dengan status kemulyaan yang Allah berikan kepada mereka menjadi kesadaran untuk semakin berbakti kepada-Nya dan selalu membangun kehidupan yang harmonis dalam kehidupan bermasyarakat? Tidak. Mereka saling menjatuhkan satu dengan lainnya. Saling bermusuhan dan kemudian mereka mendapatkan kutukan dari Allah sebagaimana yang telah disebutkan pada Q.S. Al-Baqarah ayat 65 pada pembahasan sebelumnya.

Setelah mendapatkan kutukan dari Tuhan dan kehilangan status kewarganegaraan dan kekuasaan, lalu mereka berdiaspora di negara-negara barat ternyata mampu membangun kesadaran kolektif untuk kembali berkuasa. Kesalahan masa lalu telah menjadi pembelajaran berharga. Mereka kemudian bersatu dan sama-sama membangun negara baru yang disebut negara Israel.

Pada saat warga negara Israel semakin masif membangun persatuan kolektif baik di internal negara sendiri maupun warga negara yang berdiaspora di negara-negara barat, justru umat Islam sendiri tidak akur. Konflik internal atas nama furu’iyah, ideologi, etnis dan pandangan politik sangat rentan sekali terjadi permusuhan berlarut-larut. Sudah berbagai teori agar seluruh umat mempunyai kesadaran kolektif untuk menyudahi persoalan syi’ah dan sunni, persoalan internal sunni, atau persoalan etnis yang terus saja menjadi topik pembicaraan hangat hingga detik ini.

Kita mungkin terlalu hanyut pada konflik Israel-Palestina di tanah kelahiran para nabi. Kita mungkin peristiwa israel di palestina sebagai bentuk kejahatan terbesar di dunia. padahal ada tragedi kemanusiaan yang sangat mengerikan selain itu yaitu tragedy kemanusiaan di sudan. Ada 150.000 tewas dan 12 juta masyarakat Sudan mengungsi. PBB menyebutnya sebagai tragedi kemanusiaan terbesar abad ini. Perang yang awal nya hanya terjadi di kota Khartoum kini meluas di seluruh negeri (https://www.metrotvnews.com/, n.d.).

Kekerasan yang sangat mengerikan. Kekerasan, pembunuhan dan pembantaian karena persoalan etnis, agama dan sumber daya alam menyebabkan ratusan ribu masyarakat Sudan tewas (https://www.dw.com/, n.d.). Sungguh sangat mengenaskan. Mayoritas masyarakat sudan beragama Islam 97% muslim sunni. Selebihnya kristen dan animisme. Adanya kesamaan agama tidak menjamin terjadi kerukunan dalam melaksanaan pemerintahan Sudan. Motif politik telah melupakan kenikmatan yang sangat agung berupa nikmat beragama Islam.

Selain Sudan ada negara Suriah. Di negara ini konflik agama sunni dan syi’ah. Jumlah syi’ah di negara tersebut sekitar 10%, selebihnya muslim sunni. Akibat konflik ideologi tersebut telah menewaskan ribuan warga negara dalam perjalanan panjangan negara Suriah (https://www.bbc.com/, n.d.).

Jika ditulis disini terkait konflik antar agama-terutama sesama muslim-terlalu banyak data dan ada rasa semakin menyedihkan. Slogan agama Islam yang sering diartikan sebagai agama damai, namun kenyataannya tidak bisa berdamai dengan sesama muslim-apalagi damai dengan non muslim. di antara mereka selalu saja ada kecurigaan yang kadang sangat tidak produktif.

Nabi Muhammad telah menyatukan kaum ansor dan muhajirin, telah menyatukan sahabat utsman dengan sahabat bilal, telah menyatukan perbedaan suku, etnis dan agama dalam satu kontitusi yaitu Piagam Madinah.  Langkah Nabi yang sangat ideal dan belum pernah ada contohnya sebelumnya.

Ironisnya pondasi Piagam Madinah yang telah melahirkan Negara Darussalam -negara damai- kini telah melahirkan generasi-generasi politik yang saling bunuh membunuh dan saling merendahkan satu dengan lainnya. Energi umat Islam habis untuk bertengkar. Ironisnya tidak pernah berhenti bertengkar dan berperang.

Allah telah memperingatkan umat Islam melalui ayat tersebut di atas, bahwa umat Islam jangan sampai berperilaku seperti orang Yahudi, yaitu sibuk bertengkar dan perang untuk kepentingan dunia dan melupakan esesnsi dari ajaran Islam itu sendiri.

Benar Islam itu besar di dunia ini, tapi jangan lupa jika jumlah mayoritas tidak mempunyai persatuan hanya akan sebatas busa di pinggir bibir laut. Banyak, tapi akan mudah hilang. Jumlah kelompok besar yang tidak bersatu akan terombang ambing oleh jumlah kelompok kecil yang mempunyai daya persatuan yang sangat kuat. Kalimat ini kelihatannya sangat cocok untuk membaca kondisi umat islam saat sekarang ini. suatu kejadian -yang mungkin- sama persis saat Bani Israel bercerai berai saat mereka mendapatkan kutukan dari Allah SWT.

Jika demikian adanya, semoga umat islam segera menyadarinya untuk segera bersatu dalam keberagaman agar kita mendapatkan kemuliaan di dunia dan di akherat nanti.



Penulis : Vijianfaiz,PhD


Bagikan Ke :

Tulis Komentar


   Berita Terkait

Q.S. Al-Baqarah Ayat 65 : Ketika Allah Mengutuk Bani Israel Menjadi Monyet
17 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   295

Q.S. Al-Baqarah Ayat 63 : Akibat Inovasi Meninggalkan Kitab Suci
07 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   272

Q.S. Al-Baqarah Ayat 62 : Jalan Menghilangkan Rasa Sedih Akut
04 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   355

Q.S. Al-Baqarah Ayat 60 : Bangsa Israel dan Bencana Kemanusiaan
18 September 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   302

   Berita Popular

Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      10390


Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      3199


Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      2287


Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      2120