
Saya kira pagi ini akan hujan deras. Jika benar,
pagi ini tidak jadi upacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Atau pilihan
lain, upacara di pindah di dalam gedung. Syukur tidak jadi hujan. Cuma gerimis
sebentar dan upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila bisa berlangsung lancar.
Latarbelakang peringatan Hari Kesaktian Pancasila
tidak terlepas dari sejarah panjang bangsa Indonesia. namun kristalisasi
peristiwa nya pasca terjadinya pemberontakan G30SPKI. Keberhasilan tentara TNI Angkatan
Darat melumpuhkan pemberontakan tersebut sebagai simbol kemenangan Ideologi Pancasila
yang saat itu sebagian dari anggota mereka juga sudah terpengaruh oleh ideologi
komunis. Jadi ada semacam pertarungan ideologi besar antara Ideologi Pancasila dan
komunis. Dalam peristiwa ini Ideologi Pancasila telah menunjukan kedigdayaan
dalam menumpas segala musuh baik “musuh dalam selimut” maupun “musuh tidak ber-selimut”.
Peristiwa pada tanggal 1 Oktober dijadikan sebagai hari Kesaktian Pancasila.
Benarkah Ideologi Pancasila telah berhasil
menghalau ideologi komunis atau sosialis dari Indonesia. Dalam perjuangan fisik
-seperti pada peristiwa G30SPKI- Ideologi Pancasila telah terbukti berhasil
efektif menyelamatkan bangsa dan negara Indonesia. Ideologi Komunis telah gagal
menggantikan Ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara. Apakah Pancasila
berhasil sebagai way of life berideologi bagi bangsa dan masyarakat Indonesia.
Apakah juga ideologi komunisme-sosialisme telah hilang dari bumi pertiwi. Dua pertanyaan
yang membutuhkan kajian mendalam untuk mendapatkan data-data untuk menjawab
nya.
Kelihatannya “musuh dalam selimut” justru
semakin masif dalam upaya “mengobok-obok” Ideologi Pancasila. Tentu saja karena
“musuh dalam selimut” sangat sulit dideteksi. Penanaman ideologi nya pun sudah
jauh sebelum ada Kristalisasi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Ketika bangsa barat -imperialisme Belanda- masuk ke wilayah Indonesia dan
kemudian bangsa China “dompleng” dan bersimbiosis dengan Belanda pada masa pra-kemerdekaan,
sebenarnya sudah tertanam dua ideologi besar yaitu kapitalisme dan komunisme. Keduanya
bergerak pada bidang politik dan ekonomi. Ketika sekarang ada kelompok yang
koar-koar antek aseng dan asing-bangsa barat, sebenarnya sudah ada pada masa
dulu. Mereka menguasai per-bank-kan dan Perkebunan. Seluruh hasil Perkebunan ditampung
oleh kedua bangsa di atas. termasuk para petani dan orang-orang yang ingin
memperluas usaha bisnis dan Perkebunan yang meminjam uang ke bank sebenarnya
mereka telah terperangkap pada sistem politik ekonomi bangsa aseng dan asing.
Ketika bangsa Indonesia Merdeka, hubugan Belanda
dan china renggang. Bahkan bermusuhan. Kedua nya sudah punya kiblat sendiri-sendiri.
Bangsa Indonesia pun terjebak pada kemesraan dengan blok china-antara lain uni
soviet yang sekarang disebut rusia. Kedekatan ini yang kemudian lahir kerjasama
Jakarta-peking pada masa Soekarno.
Bangsa Belanda wa akhwatuhu jelas
tidak tinggal diam. Ia terus membangun sindikasi politik internasional dengan
negara-negara kapitalis. Salah satunya amerika serikat. Agenda nya sama yaitu
mengembangkan madzhab kapitalisme sebagai pilihan terbaik ideologi dunia.
Tali temali hubungan tersebut mungkin bisa
dilihat dari peristiwa G30SPKI. Kedekatan para tokoh partai komunis Indonesia (pki)
dengan presiden Soekarno sangat dekat. Partai ini menjadi salah satu penyokong
pemerintahan Soekarno. Kedekatan ini yang kemudian membuktikan bahwa Soekarno terjebak
oleh konspirasi internasional. Setelah peristiwa tersebut dan setelah Soeharto
menjadi presiden, maka arah pembangunan orde baru tidak lagi berkiblat ke Rusia
dan China, tapi ke barat seperti :Amerika Serikat dan Jerman. Ini ditandai
dengan semakin marak berdiri perusahaan-perusahaan milik AS seperti Freeport
didirikan pada tahun 1967. Selain itu pengiriman pelajar-pelajar kuliah di
kedua negara tersebut dan kemudian hari mereka dijadikan menteri dan pejabat
negara. Sehingga pada masa orde baru ada istilah Mafia Berkeley-suatu sebutan
tim ekonomi Soeharto yang rata-rata lususan Universitas Berkeley,AS.
Yang agak menarik sebenarnya peristiwa
reformasi tahun 1989. Penggeraknya justru para alumnus dari AS seperti Amien
Rais. Pada peristiwa ini seolah-olah bangsa barat membiarkan. Bisa jadi. Kemenengan
as atas uni soviet pada perang dingin pada tahun 1991 dan keinginan AS cari
muka sebagai “pendekar demokrasi”, telah ikut membiarkan krisis ekonomi yang
berujung krisis moneter dan gerakan demonstrasi besar-besaran saat itu. Para cendekiawan
muda yang sudah mendapatkan ilmu-ilmu dari barat menggerakan tuntutan politik
dan menginginkan reformasi total pada sistem politik, ekonomi dan adminitrasi pemerintahan.
Gerakan ini berhasil menurunkan Soeharto dan bangsa Indonesia memulai babak
baru era reformasi.
Ketika era pemerintah pada era reformasi
hingga saat sekarang ini, penulis menilai para penguasa sedang mencari format
yang tepat dalam memaknai Ideologi Pancasila. Meskipun ia sebagai ideologi
harga mati. Tapi untuk merealisasikannya dalam realita pembangunan terlihat “pusing
setengah mati”. Sangat sulit mendudukan Ideologi Pancasila dalam rel yang tepat
di tengah gempuran ideologi kapitalis dan komunis sosialis yang telah tumbuh
subur di permukaan, atas bawah, kanan kiri dan depan belakang masyarakat Indonesia.
sangat sulit batas pemisahnya. Entah mana itu Ideologi Pancasila, mana yang
bukan. Kadang penulis sering mendengar para tokoh bicara tentang Pancasila tapi
jangan jangan sedang mempraktekan ideologi kapitalis dan/atau komunis sosialis.
Sulit, bingung dan semakin lama saya sendiri semakin “ora mudeng”.
Tentu saja penulis tidak putus asa
mencintai bangsa Indonesia. optimisme selalu ada. Saya yakin, para pemimpin
lebih paham tentang membangun arah bangsa dan negara ke depan tentang bagaimana
menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan status dan kesejahteraan
pendidik -dosen dan guru. Saya kira hal tersebut diselesaikan, masyarakat Indonesia
semakin percaya bahwa Ideologi Pancasila benar-benar sakti.
Penulis : Vijianfaiz,PhD
Lomba Debat
06 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   121
Little is Beautiful:Catatan Expo HMPS KPI
05 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   191
Melihat Kejadian dengan Kacamata Iman
04 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   176
Cahaya Ketenangan Batin
04 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   104
Expo Kemandirian Pesantren: Tantangan Bukan Rintangan
30 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   258
Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      10393
Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      3201
Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      2287
IMPLEMENTASI HAK-HAK POLITIK KELOMPOK MINORITAS MENURUT ABDURRAHMAN WAHID
Rabu , 18 Januari 2023      2255
Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      2120