Avatar

Vijianfaiz,PhD

Penulis Kolom

250 ARTIKEL TELAH DITERBITKAN

" "

Tafsir Ulang Kesaktian Pancasila


 DIARY

Rabu , 01 Oktober 2025



Telah dibaca :  311

Saya kira pagi ini akan hujan deras. Jika benar, pagi ini tidak jadi upacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Atau pilihan lain, upacara di pindah di dalam gedung. Syukur tidak jadi hujan. Cuma gerimis sebentar dan upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila bisa berlangsung lancar.

Latarbelakang peringatan Hari Kesaktian Pancasila tidak terlepas dari sejarah panjang bangsa Indonesia. namun kristalisasi peristiwa nya pasca terjadinya pemberontakan G30SPKI. Keberhasilan tentara TNI Angkatan Darat melumpuhkan pemberontakan tersebut sebagai simbol kemenangan Ideologi Pancasila yang saat itu sebagian dari anggota mereka juga sudah terpengaruh oleh ideologi komunis. Jadi ada semacam pertarungan ideologi besar antara Ideologi Pancasila dan komunis. Dalam peristiwa ini Ideologi Pancasila telah menunjukan kedigdayaan dalam menumpas segala musuh baik “musuh dalam selimut” maupun “musuh  tidak  ber-selimut”. Peristiwa pada tanggal 1 Oktober dijadikan sebagai hari Kesaktian Pancasila.

Benarkah Ideologi Pancasila telah berhasil menghalau ideologi komunis atau sosialis dari Indonesia. Dalam perjuangan fisik -seperti pada peristiwa G30SPKI- Ideologi Pancasila telah terbukti berhasil efektif menyelamatkan bangsa dan negara Indonesia. Ideologi Komunis telah gagal menggantikan Ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara. Apakah Pancasila berhasil sebagai way of life berideologi bagi bangsa dan masyarakat Indonesia. Apakah juga ideologi komunisme-sosialisme telah hilang dari bumi pertiwi. Dua pertanyaan yang membutuhkan kajian mendalam untuk mendapatkan data-data untuk menjawab nya.

Kelihatannya “musuh dalam selimut” justru semakin masif dalam upaya “mengobok-obok” Ideologi Pancasila. Tentu saja karena “musuh dalam selimut” sangat sulit dideteksi. Penanaman ideologi nya pun sudah jauh sebelum ada Kristalisasi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Ketika bangsa barat -imperialisme Belanda- masuk ke wilayah Indonesia dan kemudian bangsa China “dompleng” dan bersimbiosis dengan Belanda pada masa pra-kemerdekaan, sebenarnya sudah tertanam dua ideologi besar yaitu kapitalisme dan komunisme. Keduanya bergerak pada bidang politik dan ekonomi. Ketika sekarang ada kelompok yang koar-koar antek aseng dan asing-bangsa barat, sebenarnya sudah ada pada masa dulu. Mereka menguasai per-bank-kan dan Perkebunan. Seluruh hasil Perkebunan ditampung oleh kedua bangsa di atas. termasuk para petani dan orang-orang yang ingin memperluas usaha bisnis dan Perkebunan yang meminjam uang ke bank sebenarnya mereka telah terperangkap pada sistem politik ekonomi bangsa aseng dan asing.

Ketika bangsa Indonesia Merdeka, hubugan Belanda dan china renggang. Bahkan bermusuhan. Kedua nya sudah punya kiblat sendiri-sendiri. Bangsa Indonesia pun terjebak pada kemesraan dengan blok china-antara lain uni soviet yang sekarang disebut rusia. Kedekatan ini yang kemudian lahir kerjasama Jakarta-peking pada masa Soekarno.

Bangsa Belanda wa akhwatuhu jelas tidak tinggal diam. Ia terus membangun sindikasi politik internasional dengan negara-negara kapitalis. Salah satunya amerika serikat. Agenda nya sama yaitu mengembangkan madzhab kapitalisme sebagai pilihan terbaik ideologi dunia.

Tali temali hubungan tersebut mungkin bisa dilihat dari peristiwa G30SPKI. Kedekatan para tokoh partai komunis Indonesia (pki) dengan presiden Soekarno sangat dekat. Partai ini menjadi salah satu penyokong pemerintahan Soekarno. Kedekatan ini yang kemudian membuktikan bahwa Soekarno terjebak oleh konspirasi internasional. Setelah peristiwa tersebut dan setelah Soeharto menjadi presiden, maka arah pembangunan orde baru tidak lagi berkiblat ke Rusia dan China, tapi ke barat seperti :Amerika Serikat dan Jerman. Ini ditandai dengan semakin marak berdiri perusahaan-perusahaan milik AS seperti Freeport didirikan pada tahun 1967. Selain itu pengiriman pelajar-pelajar kuliah di kedua negara tersebut dan kemudian hari mereka dijadikan menteri dan pejabat negara. Sehingga pada masa orde baru ada istilah Mafia Berkeley-suatu sebutan tim ekonomi Soeharto yang rata-rata lususan Universitas Berkeley,AS.

Yang agak menarik sebenarnya peristiwa reformasi tahun 1989. Penggeraknya justru para alumnus dari AS seperti Amien Rais. Pada peristiwa ini seolah-olah bangsa barat membiarkan. Bisa jadi. Kemenengan as atas uni soviet pada perang dingin pada tahun 1991 dan keinginan AS cari muka sebagai “pendekar demokrasi”, telah ikut membiarkan krisis ekonomi yang berujung krisis moneter dan gerakan demonstrasi besar-besaran saat itu. Para cendekiawan muda yang sudah mendapatkan ilmu-ilmu dari barat menggerakan tuntutan politik dan menginginkan reformasi total pada sistem politik, ekonomi dan adminitrasi pemerintahan. Gerakan ini berhasil menurunkan Soeharto dan bangsa Indonesia memulai babak baru era reformasi.

Ketika era pemerintah pada era reformasi hingga saat sekarang ini, penulis menilai para penguasa sedang mencari format yang tepat dalam memaknai Ideologi Pancasila. Meskipun ia sebagai ideologi harga mati. Tapi untuk merealisasikannya dalam realita pembangunan terlihat “pusing setengah mati”. Sangat sulit mendudukan Ideologi Pancasila dalam rel yang tepat di tengah gempuran ideologi kapitalis dan komunis sosialis yang telah tumbuh subur di permukaan, atas bawah, kanan kiri dan depan belakang masyarakat Indonesia. sangat sulit batas pemisahnya. Entah mana itu Ideologi Pancasila, mana yang bukan. Kadang penulis sering mendengar para tokoh bicara tentang Pancasila tapi jangan jangan sedang mempraktekan ideologi kapitalis dan/atau komunis sosialis. Sulit, bingung dan semakin lama saya sendiri semakin “ora mudeng”.

Tentu saja penulis tidak putus asa mencintai bangsa Indonesia. optimisme selalu ada. Saya yakin, para pemimpin lebih paham tentang membangun arah bangsa dan negara ke depan tentang bagaimana menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan status dan kesejahteraan pendidik -dosen dan guru. Saya kira hal tersebut diselesaikan, masyarakat Indonesia semakin percaya bahwa Ideologi Pancasila benar-benar sakti. 



Penulis : Vijianfaiz,PhD


Bagikan Ke :

Tulis Komentar


   Berita Terkait

Lomba Debat
06 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   121

Little is Beautiful:Catatan Expo HMPS KPI
05 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   191

Melihat Kejadian dengan Kacamata Iman
04 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   176

Cahaya Ketenangan Batin
04 November 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   104

Expo Kemandirian Pesantren: Tantangan Bukan Rintangan
30 Oktober 2025   Oleh : Vijianfaiz,PhD   258

   Berita Popular

Mengintegrasikan Iman, Islam dan Ihsan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Minggu , 17 September 2023      10393


Pentingnya Manusia Ber-Tuhan
Minggu , 03 September 2023      3201


Puasa dan Ilmu Padi
Rabu , 03 April 2024      2287


Sejuta Rasa di Hari Idul Fitri
Kamis , 11 April 2024      2120